7 Hal yang Wajib Diketahui Sebelum Donor Darah

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Senin, 09 Okt 2017 12:16 WIB
Ada hal yang harus diketahui pendonor sebelum donor darahnya, dari yang akan dirasakan oleh pendonor sampai yang harus dikonsumsi setelah donor darah.
Ada hal yang harus diketahui pendonor sebelum donor darahnya, dari yang akan dirasakan oleh pendonor sampai yang harus dikonsumsi setelah donor darah. (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa waktu belakangan, banyak kejadian tragis yang terjadi di beberapa kota di dunia.

Salah satu yang menjadi pusat perhatian ialah penembakan di Las Vegas yang terjadi pada hari Minggu malam. Kejadian tersebut memakan korban hingga 58 orang, dan lebih dari 400 lainnya dibawa ke rumah sakit terdekat. Melihat banyaknya korban, Departemen Kepolisian Las Vegas memberikan pengumuman terkait dengan pentingnya kebutuhan akan pendonor darah lokal. Setiap orang yang akan mendonasikan darahnya mampu menyelamatkan banyak nyawa manusia.

Justin Kreuter, MD, direktur medis dari Mayo Clinic Blood Donor Center di Rochester, Minnesota mengungkapkan bahwa donor darah tak bisa dilakukan sembarangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada beberapa hal yang harus diketahui pendonor sebelum menyumbangkan darahnya, dari apa yang akan dirasakan oleh pendonor melalui jarum sampai yang harus dikonsumsi setelah donor darah.

1. Kondisi calon pendonor

Berdasarkan ketentuan Palang Merah, seseorang dapat mendonorkan darahnya bila sesuai dengan kriteria kelayakan alfabetis. Kriteria ini dapat memberi informasi terbaru kepada calon pendonor tentang kondisi kesehatan yang dialami baik atau tidak.

Calon pendonor yang menderita beberapa penyakit seperti diabetes, jantung, paru-paru, kanker, atau tekanan darah tinggi juga tidak bisa memenuhi syarat sebagai pendonor. Hal ini akan sama jika calon pendonor baru saja melakukan cabut gigi atau perawatan.


2. Badan kesehatan yang menangani persediaan darah harus sama agresifnya dengan mengatur obat-obatan.

“Untuk melakukan pengujian terhadap penyakit menular membutuhkan biaya yang besar, itu dilakukan dengan standar yang sama seperti saat memproduksi obat. FDA membawa kita pada standar yang sama, jadi ini adalah tingkat kualitas dan sumber daya yang sangat tinggi,” kata Kreuter kepada Health.

“Test dan standar tinggi inilah yang menjaga agar persediaan darah tetap aman, sehingga jika istri atau salah satu anak perempuan saya membutuhkan tranfusi darah, saya dapat merasa yakin tanpa memperhatikan apa yang mungkin akan mengakibatkan mereka dikemudian hari,” lanjutnya.

3. Hindari konsumsi minuman beralkohol atau kafein sebelum donor darah

Sisi lain dari kegiatan donor darah ialah dapat memastikan kesehatan calon pendonor hingga akhirnya darah tersebut aman bagi penerima darah.

“Kami memeriksa tekanan darah dan denyut nadi, kami melakukan pinprick untuk memeriksa sel darah merah dan memastikan mereka sehat. Kami tidak ingin membuat calon pendonor kekurangan zat besi,” ungkap Kreuter.

Kreuter tidak membuat saran khusus mengenai apa yang yang dikonsumsi oleh calon pendonor sebelum menyumbangkan darahnya.

Ada baiknya jika calon pendonor sarapan dan makan siang sebelum mendonorkan darah, dan mengurangi mengonsumsi minuman yang mengandung kafein.

“Kebiasaan hidup kita dekat dengan minuman yang mengandung kafein dan lainnya, tetapi kita akan memperhatikan calon pendonor yang belum makan tapi sudah minum kopi. Ini yang membuat mereka akan mengalami dehidrasi," katanya.

"Bila Anda ingin menyumbangkan darah, maka air yang diminum sebelum dan sesudah mendonorkan darah itu penting."

Ada baiknya untuk menghindari minuman berkafein atau beralkohol karena akan mengurangi kadar cairan tubuh.

ilustrasi donor darahilustrasi donor darah (Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

3. Pendonor tidak akan merasakan efek samping

Calon pendonor yang belum pernah menyumbangkan darahnya, tentu membayangkan hal seram saat melakukan donor darah.

Namun sebenarnya jarum yang digunakan untuk mendonorkan darah hanya memberikan efek ‘jepitan kecil’ yang akan dirasakan setelah darah tersebut terkumpul.

“Apa yang dirasakan saat awal pengambilan darah, hanya terdapat di permukaan kulit kita. Jarum ini memiliki silikon, dan dibuat untuk mudah mengalirkan darah sehingga calon pendonor dibuat merasa nyaman,” katanya.

Setelah mendonorkan darah, biasanya calon pendonor akan mengalami pusing ringan. Hal tersebut merupakan efek samping yang sangat umum terjadi. Untuk mengatisipasi hal tersebut, calon pendonor dapat berbaring dan menghabiskan waktu 8 sampai 10 menit untuk berikutnya bangun dari tempat tersebut. Selain itu, calon pendonor juga dapat mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi sebelum mendonorkan darah supaya tidak merasa lemas setelah menyumbangkan darahnya.

4. Makan makanan ringan setelah menyumbangkan darah

Biasanya, setelah menyumbangkan darah Palang Merah atau organisasi yang menyelenggarakan kegiatan donor darah akan menyediakan berbagai makanan yang dapat disajikan setelah calon pendonor menyumbangkan darahnya.

“Kami cenderung untuk meyimpan area kantin kami dengan barang-barang makanan seperti air dan jus dan kemudian camilan dengan rasa asin. Karena camilan asin mengandung garam yang dapat membantu Anda menyimpan sedikit volume air yang telah Anda salurkan melalui sumbangan darah,” ucapnya dikutip dari Health.

Di sana juga biasanya tersedia makanan kecil, seperti mi telur, teh manis, dan susu cokelat yang dapat membantu menjaga kadar gula darah agar tidak turun drastis dan meminimalkan risiko pingsan setelah mendonorkan darah.

(sha/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER