Jakarta, CNN Indonesia -- Kegiatan
offroad yang didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terbukti ampuh mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) dari Timor Leste. Contohnya saja Wirasakti Offroad 2017 yang digelar di sirkuit Haliwen Belu, Atambua, Nusa Tenggara Timur pada 6-8 Oktober 2017.
Event itu sukses menggiring 2.170 warga Timor Leste untuk menyaksikan
sport tourism favorit mereka. Wirasakti Offroad 2017 dibuka oleh Dandim 1605 Belu, Letkol Czi Nurhidin Adi Nugroho.
Dia didampingi Muspida Kabupaten Belu serta Plt Asdep Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Kemenpar Andriyatna Rubenta Tarigan. Kejuaraan
offroad ini juga mendapatkan supervisi dari Ikatan Motor Indonesia (IMI).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Panitia Penyelenggara Wirasakti Offroad 2017, Manuel Do C Da Silva mengatakan,
offroad lintas batas ini merupakan salah satu rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke-72. Di dalamnya, ada 60
offroader dari Indonesia dan Timor Leste.
"Selain dalam rangka HUT TNI, kejuaraan ini juga sebagai media untuk memaksimalkan bakat pemuda terutama di Atambua. Kejuaraan ini juga dijadikan sarana untuk meningkatkan tali persahabatan dan persaudaraan dengan Timor Leste," kata Manuel Da Silva.
Sementara Ruben mengatakan, untuk memancing wisman dari negara tetangga, memang harus dilakukan riset mengenai kegiatan yang bisa menarik wisman
cross border. Khusus untuk Timor Leste, Ruben menilai, kegiatan
sport tourism seperti offroad dan
motor cross memang terbukti ampuh.
"Komunitas offroad di Timor Leste cukup banyak. Mereka pasti ingin bersaing dengan
offroader-offroader Indonesia. Sangat tepat bila menggelar kegiatan
offroad di perbatasan Timor Leste, mereka pasti datang," kata Ruben.
Dalam kejuaraan tersebut,
offroader Timor Leste Tonny Lopes mendominasi Wirasakti Offroad 2017. Dia menjadi yang tercepat di kelas 2501-4800 cc dari dua sesi yang dilombakan.
Pembalap dengan nomor lambung 017 dengan
navigator Anwar Udin ini pada sesi pertama mampu membukukan catatan waktu 03:03:01. Dia unggul 33 detik dari pebalap tuan rumah Helmi Talib dari tim Axo yang berada di posisi dua.
Tonny Lopes yang memperkuat Clardel Team ini terlihat percaya diri sejak bendera
start dikibarkan. Lintasan dengan banyak tantangan ini sukses dilalap dengan baik. Bahkan tiga kubangan cukup dalam mampu ditaklukan meski sebelumnya banyak
offroader yang gagal melaksanakan tugas.
Keperkasaan Tonny Lopes ini kembali terjadi di sesi kedua. Meski start di urutan ke empat, dia tetap finis dengan waktu 03:20:40.
Kondisi berbeda dialami
offroader tuan rumah Atambua, Helmi Thalib. Pembalap dengan nomor lambung 075 ini tidak bisa melanjutkan perlombaan karena terjebak beratnya kubangan pertama. Kendaraan 4X4 ternyata tidak mampu melepaskan diri dari jebakan lumpur.
Kondisi ini membuat pendukung Tonny Lopes bergembira karena setelah itu tidak ada
offroader yang mampu finis. Pada sesi kedua ini untuk posisi kedua diduduki oleh Rifky T Aklis/Kris Noken dari tim Rifandy dengan catatan waktu 03:54:60.
Keperkasaan Tonny Lopes terlihat kembali terjadi pada kelas Free For All (FFA) yang digelar Minggu (8/10/2017). Semua offroader yang terdaftar baik dari kelas under 2500 hingga 2501-4800 cc kembali bersaing untuk menjadi yang terbaik pada kejuaraan yang didukung penuh Kementerian Pariwisata ini.
Tonny Lopes kembali unggul dengan total waktu 05.40.96, hingga membuat dirinya kembali menjuarai kelas FFA.
Suksesnya acara ini mendapat apresiasi dari Menteri Pariwisata Arief Yahya. Dia mengatakan, Atambua tidak hanya menjadi kota festival budaya bagi Indonesia dan Timor Leste, tetapi juga menjadi arena ajang sport tourism. Menurutnya, bila Atambua dijadikan kota festival dan
sport tourism, maka pariwisata di Belu akan semakin terdongkrak.
"Timor Leste sangat bisa diajak untuk terlibat dalam festival karena antara timur dan barat Pulau Timor memiliki budaya yang sama. Sport tourism kini juga bisa menjadi atraksi baru. Semuanya menjadi ajang untuk meningkatkan hubungan persahabatan yang lebih erat lagi bagi dua negara bertetangga ini," kata Arief.