Jakarta, CNN Indonesia -- Kabupaten Solok Selatan kembali menjadi tuan rumah Tour de Singkarak (TdS) 2017. Lebih dari sekadar bersepada, TdS bakal menyuguhkan wisata budaya Festival Saribu Rumah Gadang kepada para peserta.
Festival ini bakal digelar sebelum etape 6 dengan rute balap Kota Solok menuju Kayu Aro, Solok Selatan pada 22 November mendatang.
Festival Saribu Rumah Gadang membuat TdS akan semakin berwarna karena menyajikan atraksi budaya dan seni termasuk pameran anak muda seperti randai, silat, dan barabab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peserta bakal mementaskan kesenian yang mulai tergerus zaman seperti Randai, Silat Tradisi, Pidato Adat sampai Tari Piring dalam Festival Saribu Rumah Gadang.
Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria menjelaskan, kawasan saribu rumah gadang merupakan salah satu desa yang masih menjaga tradisi Minang, termasuk melestarikan bentuk dan fungsi rumah gadang.
"Festival Saribu Rumah Gadang bakal digelar tahunan. Tahun ini menjadi tahun pertama. Kami akan melibatkan seniman asal Solok, salah satunya Hartati, seorang seniman dan koreografer handal. Kami beruntung memiliki Hartati, ikut terjun langsung bolak-balik pulang kampung untuk membangun dan mengembangkan konsep festival ini," kata Muzni, Rabu (15/11).
Festival ini, lanjut Muzni, membangkitkan lagi semangat budaya masyarakat Solok Selatan, yakni bekerja sama dan gotong royong dalam membangun dan menjaga adat istiadat. Seluruh peristiwa atau tradisi berkaitan erat dengan adat istiadat Minang digelar atas partisipasi masyarakat.
“Bukan semata instruksi dari atas. Prinsip 'duduak samo randah, tagak samo tinggi, dan pemimpin ditinggikan sarantiang' itu menjadi acuan untuk festival ini," lanjut Muzni.
Demi menghidupkan lagi nyawa adat istiadat kental di Solok Selatan itu, pemkab Solok Selatan memilih tema "Manjupuik nan tatingga, mangumpuakan nan taserak, mengambang pusako lamo" memiliki arti menjemput yang tertinggal, mengumpulkan yang tercecer, menampilkan lagi pusaka lama.
Guna membangkitkan atmosfer selama acara, masyarakat dan wisatawan di kawasan Saribu Rumah Gadang diimbau untuk memakai busana khas Minangkabau: baju kurung untuk perempuan dan taluak balango untuk laki-laki.
"Deta dan aksesoris keseharian lainnya. Bukan baju adat, baju baralek atau baju datuk dan sejenisnya. Masyarakat bukan sebagai penonton. Tapi langsung menjadi pelaku," jelas Muzni.
Sementara itu TdS 2017 diramaikan peserta dari 30 negara pada 18-26 November. Tercatat 20 tim dari 30 negara terdiri dari 15 tim internasional dan 5 tim nasional/lokal bakal berlomba dalam sembilan etape. TdS mengambil lokasi start dari Tanah Datar dan melintasi 18 kabupaten/kota dengan menempuh jarak sejauh 1.246 kilometer. Peserta akan finis di Bukittinggi.
Acara sport tourism bertaraf internasional ini berdampak positif bagi masyarakat Sumbar, terutama dampak langsung dari sisi ekonomi selama lomba berlangsung. TdS 2017 mendorong peningkatan infrastruktur, terutama jalan-jalan dilalui peserta menjadi terpelihar. Selain itu, TdS juga menjadi sarana efektif untuk mempromosikan pariwisata. Sejak TdS pertama pada 2009, kini bermunculan destinasi wisata baru di Sumbar.
TdS sebelumnya menyedot lebih dari 1 juta penonton. Peringkat TdS tingkat dunia dari jumlah penonton menduduki peringkat 5 setelah Tour de France (12 juta penonton), Giro d’Italia (8 juta), Vuelta a Espana (5 juta), Santos Tour Down Under (750.000), dan TdS (550.000).
Gelaran TdS ini praktis mendongkrak aneka ragam budaya objek wisata alam dan budaya sekaligus memberikan dampak positif bagi pariwisata serta ekonomi masyarakat.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, TdS sejak pertama kali digelar mengalami banyak kemajuan. Pada 2013 Amauri Sport Organisation (ASO), sebagai penyelenggara resmi Tour de France merekomendasi TdS sebagai major race dari kalender dunia balap sepeda Asia.
"Berarti, TdS efektif sebagai sarana promosi dalam rangka meningkatkan kunjungan dan awareness wisatawan juga memberikan direct impact dan media value yang tinggi, setiap tahun pelaksanaanya harus semakin membaik," kata Arief.
Demi mendukung kegiatan ini, Kementerian Pariwisata terus melakukan kampanye guna mendatangkan wisatawan maupun investor untuk menamkan investasi di wilayah Sumatera Barat.
"Di sepanjang lintasan, semua pebalap juga akan disuguhi dengan keelokan wisata alam Ranah Minang sekarang terus dipercantik dengan beragam fasilitas pendukung," ujar Arief.