Manila North Cemetery, Pemakaman yang Jadi Pemukiman

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Minggu, 19 Nov 2017 09:30 WIB
Rumah-rumah sederhana itu bersanding dengan nisan-nisan milik etnis Tionghoa. Jangan heran saat melihat rumah dengan kuburan di terasnya.
Di Manila North Cemetery, orang mati dan orang hidup tinggal berdampingan secara harafiah. (CNN Indonesia/Tiara Sutari)
Manila, CNN Indonesia -- Manila, ibu kota Filipina yang punya seribu cerita. Negara yang dipimpin oleh Presiden Rodrigo Duterte ini memang eksotis, mulai dari kulinernya sampai karakter penduduknya.

Selain bangunan bersejarah peninggalan koloni Spanyol dan museum, ada satu tempat menarik yang bisa dikunjungi di Manila, yakni Manila North Cemetery.

Berada di kawasan utara, tempat pemakaman umum tak jauh berbeda dengan yang ada di Jakarta. Hanya saja tempat ini punya dua fungsi, pemakaman sekaligus pemukiman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Manila North Cemetery, orang mati dan orang hidup tinggal berdampingan secara harafiah. Ribuan orang yang terpaksa menetap di sini hanyalah sebagian kecil dari sekitar 12 juta orang miskin yang ada di Filipina, negara yang total penduduknya sekitar 103,3 juta orang pada 2016.

Kawasan ini berada di Santa Cruz, atau sekitar satu jam perjalanan dari Bandara Internasional Ninoy Aquino dengan kendaraan bermotor.

Pemakaman seluas 54 hektare ini dibuka oleh pemerintah Filipina sejak tahun 1904. Tujuh dekade kemudian, seiring dengan angka kemiskinan yang meningkat, pemakaman ini dijadikan pemukiman.

Manila North Cemetary.Manila North Cemetary. (CNN Indonesia/Tiara Sutari)

Salah satu penjaga keamanan di sana mengatakan kalau ada sekitar 10.000 orang yang tinggal di Manila North Cemetery. Mereka menghuni rumah bertembok yang tentu saja tak bersurat resmi.

Rumah-rumah sederhana itu bersanding dengan nisan-nisan milik etnis Tionghoa. Jangan heran saat melihat rumah dengan kuburan di terasnya.

Jika biasanya pemakaman terkesan sepi dan angker, tidak dengan Manila North Cemetery. Suasananya mirip kampung biasa. Ada anak kecil berlarian, pemuda duduk-duduk, sampai ibu-ibu yang saling berbincang sambil menjemur baju.  

Dua bocah di Manila North Cemetary.Dua bocah di Manila North Cemetary. (CNN Indonesia/Tiara Sutari)
Kuburan jadi dianggap bukan gundukan yang harus disakralkan lagi. Saat dikunjungi CNNIndonesia.com pada akhir pekan kemarin, bahkan ada satu keluarga yang sedang mengadakan pesta. Suara musik terdengar kencang. Berpesta menikmati hidup di atas yang mati.

“Terlalu mahal menyewa lahan, toh sampai saat ini tak pernah ada masalah di sini. Orangtua saya sudah tinggal di sini sejak tahun 1980-an,” kata salah satu warga, Jorge Pasqulous (27).

“Kami membuat kebahagian kami sendiri. Kami pikir yang mati juga bahagia melihat kami dari bawah sana,” lanjutnya sambil menenggak minuman, sebelum pergi berdansa dengan teman wanitanya.

Manila North Cemetary.Manila North Cemetary. (CNN Indonesia/Tiara Sutari)

Semakin sore, semakin banyak warga yang datang ke pesta tersebut.

Lagu tradisional Filipina berganti dengan lagu Avril Lavigne. Anak-anak kecil berusia tanggung langsung bersorak-sorai, seakan benar datang ke konser musik musisi wanita asal Kanada itu,

“Ini rumah kami, tak ada yang lebih baik lagi dari tempat ini untuk ditinggali,” kata Jorge.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER