Jakarta, CNN Indonesia -- Menyusul sukses #PasarKaretan #RadjaPendapaCamp yang dirancang Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jawa Tengah, GenPI dari daerah lain tak mau kalah. Giliran GenPI Sumatera Barat (Sumbar) yang akan membuat Pasar Siti Nurbaya.
Yang penasaran, silakan datang ke lapangan bola Gunung Padang, Muaro Padang, Sumbar, pada 26 November 2017 mendatang.
Suasananya dijamin tak kalah seru dari @PasarKaretan @RadjaPendapa_ yang dibuat di Desa Segrumung, Meteseh, Boja Kendal. Di Pasar Siti Nurbaya ini akan ada Festival Jajanan Minang, permainan Anak Nagari, kesenian Minang, lomba vlog Instagram dan Pasar Siti Nurbaya. Di peluncuruan pasar ini panitia juga akan memberikan aneka hadiah menarik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasar Siti Nurbaya menawarkan konsep pasar kuliner tradisional dengan konsep tempo dulu. Pengunjung akan dibawa bernostalgia ke zaman dahulu, zaman Siti Nurbaya memadu kasih dengan Syamsul Bahri.
Aris Purnama, Koordinator Genpi Sumbar menjelaskan, pasar sejatinya adalah tempat bertemu penjual dan pembeli. Tapi itu dulu. Sekarang sebuah pasar bisa menjadi destinasi wisata baru, seperti yang digagas oleh Genpi Sumbar dengan membuat Pasar Siti Nurbaya.
"Pasar Siti Nurbaya tidak hanya sebuah konsep, tapi benar benar sebuah pasar. Bedanya, pasar ini didesain semenarik mungkin dengan mengkombinasikan dengan objek foto sehingga menjadi social media friendly dan instagramable," ujar Aris, Rabu (22/11).
Aris mengungkapkan, Pasar Siti Nurbaya diambil dari legenda Gunung Padang, sebuah novel yang pernah ditulis oleh Marah Rusli dengan judul Siti Nurbaya. Novel ini juga pernah diangkat menjadi film.
Gunung Padang dan Batang Arau adalah kawasan yang menjadi ikon Kota Padang. Dahulunya pelabuhan ini adalah pelabuhan tersibuk di pesisir barat Pulau Sumatera.
Ini menjadi lokasi berlabuh kapal-kapal dari Eropa dan India untuk berdagang. Batang Arau juga dikenal sebagai cikal bakal Kota Padang sebagai pusat perdagangan.
"Hingga saat ini di sepanjang Batang Arau masih berdiri kokoh bangunan tua, bukti bahwa dulu kawasan ini adalah sentra pedagangan," kata dia.
Membangkitkan semangat tersebut, Genpi Sumbar memilih lokasi di kaki Gunung Padang sebagai lokasi pasar. Apalagi, sekarang kawasan ini menjadi destinasi wisata sekaligus masyarakat Kota Padang berolah raga hiking.
Pengunjung akan menikmati masakan tradisional Minangkabau, seperti lamang tapai, goreng pisang dengan ketan, kolak pisang, kolak ubi, lontong gulai paku dan cubadak, lontong pical, sate, soto dan masih banyak kuliner lainnya. Sedangkan untuk minuman disediakan kopi Solok Rajo, sorbat, bandrek, daun kawa, dan minuman tradisional lainnya.
"Semua menu tersebut akan dibuat dan dijual oleh ibu-ibu di Kelurahan Batang Arau, kita memberdayakan potensi masyarakat," ungkap Aris.
Untuk yang hobi berfoto dan selfie, juga disediakan spot yang menarik. Ada perahu hias, sepeda ontel, bendi, pelaminan Minangkabau tempo dulu dan lainnya. GenPi Sumbar juga menyediakan hadiah menarik bagi pengunjung yang mengunggah foto dan vlog-nya ke Instagram.
Tidak sampai disitu, pengunjung juga akan dihibur oleh kesenian tradisional Minangkabau, yang pemainnya adalah pemuda-pemudi Kelurahan Batang Arau.
"Akan ada penampilan tari piring, tari payung, randai, silek, dan satu lagi akan ada tari balance madam, sebuah tari langka yang merupakan tari bangsawan Spanyol," sebut Aris.
Selain itu juga digelar pemilihan Syamsul Bahri dan Siti Nurbaya tingkat pelajar. Peserta akan mengenakan baju kurung dan baju Taluak Balango.
Aris menambahkan, dalam sebulan ke depan, Pasar Siti Nurbaya akan digelar tiga kali. Bila nanti terbukti mendapat sambutan yang bagus, maka akan diadakan tiap minggu.
"Sementara kita coba bikin tiga kali dalam sebulan. Nantinya akan dibikin tiap minggu. Besok Pak Walikota, Kadispar Kota Padang, Camat dan Lurah kecamatan Padang Selatan akan mengadakan pertemuan guna menyukseskan acara ini," kata Aris.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi semangat anak-anak muda dalam berkreasi seperti menciptakan pasar-pasar dengan berbagai karakter, sesuai daerahnya.
“Seperti yang di Radja Pendapa Camp yang menggabungkan antara adventure, nature, culture dan ada banyak sentuhan buatan atau manmade. Itu sangat kreatif,” kata Arief Yahya.