Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi gebrakan yang terus dilakukan oleh Generasi Pesona Indonesia (GenPi).
Jika sebelumnya GenPi sukses melakukan kopi darat yang sarat kegiatan positif yakni Pasar Karetan di Kendal, kini acara serupa dengan konsep berbeda akan dibesut di tiga lokasi berbeda sekaligus.
Tiga lokasi tersebut adalah Pasar Pancingan di Lombok yang diselenggarakan GenPi NTB, Pasar Baba Boentjit di tepi Sungai Musi Palembang oleh GenPi Sumatera Selatan, dan Pasar Siti Nurbaya di Padang oleh GenPi Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konsep kegiatan offline ini terbilang baru, karena selama ini format kegiatan GenPi lebih berfokus pada kegiatan online di media sosial soal destinasi wisata, calendar of event, atau kebijakan kepariwisataan, dan setiap hari menjadi trending topic di Twitter.
Acara berkonsep pasar ini hampir semua aktivitasnya bersifat offline dan bertujuan mengajak netizen, termasuk para followers, subscribers, friends dari para awak GenPI untuk ikutan bergabung di satu tempat secara rutin setiap Minggu Pagi.
“Memang saya selalu berpesan kepada teman-teman GenPI agar selalu inovatif dan selalu fresh dalam menyelenggarakan kegiatan aktivasi komunitas. Kenapa begitu? Karena karakteristik anak-anak milenial memang suka yang inovatif. Agar komunitas GenPI ini tetap relevan, sustainable, dan mampu menarik sebanyak mungkin followers dan friends maka setiap acaranya harus selalu mengandung unsur kebaruan,” kata Arief.
Arief menyebutnya 2C, yaitu Creative Value dan Commercial Value. Pertama, kreatif dalam mengangkat tema-tema pariwisata di media sosial, dari soal desain, angel, pemilihan kata, interaktif di medsos, sampai mengemas acara. Kuncinya, harus selalu fresh dan kekinian.
Kedua, acara itu harus menciptakan nilai komersial yang bermanfaat bagi setiap anggota komunitas maupun masyarakat sekitar.
“Saya jelaskan ke anak-anak GenPI, dalam bisnis itu ada operational return dan non operational return. Di event seperti pasar-pasar itu, komposisinya 70-85% untuk masyarakat, 15-30% untuk menghidupi komunitas GenPI. Angka itu memang tidak terlalu besar bagi GenPI, yang besar justru di data customer di non operational return-nya,” jelas Arief.
Ide kelahiran GenPI sebenarnya sponta. Semula GenPI dibentuk sebagai bagian tim pemenangan kompetisi World Halal Tourism Award (WHTA) tahun 2015 dan 2016. GenPI yang pertama adalah GenPI Lombok Sumbawa yang diresmikan pada 3 Oktober 2016 di Hotel Lombok Raya, kota Mataram. Tak lama setelah dibentuk, GenPI langsung membuktikan kontribusinya dengan ikut menyukseskan vote kompetisi WHTA. Ternyata, hasilnya sungguh luar biasa. Indonesia berhasil memenangkan 12 penghargaan bergengsi tersebut dari 16 kategori yang dikompetisikan.
GenPI pula yang ikut berjasa memviralkan vote video Wonderful Indonesia di ajang UNWTO Award. Terakhir, GenPI kembali berperan dalam memenangkan polling di laman Dive Magazine. Hasilnya, majalah pariwisata dunia asal Inggris itu lagi-lagi menobatkan Indonesia sebagai destinasi nomor satu di dunia selama dua tahun berturut-turut.
Setelah GenPI, Kemenpar membantuk Generasi Wonderful Indonesia atau disingkat GenWI yang mirip dengan GenPI. Kalau GenPI memproduksi foto-foto, video, grafis, cerita teks yang soal destinasi wisata dan calender of events, GenWI membantu memviralkan di mancanegara. Pasar utama GenWI adalah wisatawan mancanegara di originasi tempat mereka tinggal. Jadi, GenPI lebih fokus ke destinasi, sedangkan GenWI lebih fokus ke originasi.
GenPI/GenWI merangkul sukarelawan dari berbagai kalangan komunitas yang bergerak mempromosikan pariwisata berbasis digital. Pembentukan GenPI/GenWI merupakan salah satu bentuk komitmen Kemenpar untuk menghidupkan media sosial di kalangan anak-anak muda Indonesia. Apalagi untuk memenangkan pasar pariwisata dunia, Indonesia harus menguasai dunia digital.
Agar peran mereka lebih efektif, Arief secara khusus mendorong anggota GenPI untuk menjadi wirausaha terutama di destinasi tempat mereka tinggal.
“Kita sudah menyediakan platform ITX sebagai online marketplace yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh ekosistem industri pariwisata. Melalui ITX ini, GenPI bisa berkolaborasi untuk menjual paket wisata via online dan ini gratis. Mereka bisa ambil bagian menjadi tour operator, penyedia oleh-oleh, pengelola homestay, menjual paket-paket wisata, dan sebagainya. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui,” kata Arief.