Jakarta, CNN Indonesia -- Kecukupan gizi untuk anak akan sangat berpengaruh untuk proses tumbuh kembang anak khususnya di usia 0-3 tahun.
Dokter ahli nutrisi dan metabolik anak Damayanti Rusli Sjarif menjelaskan bahwa nutrisi yang masuk ketika bayi sangat penting untuk perkembangan otak. Ketika asupan gizi buruk, pembentukan otak tidak akan maksimal.
"Saat bayi terjadi perkembangan otak. Semua itu terjadi pada tiga tahun ke bawah. Kalau otak sudah terbentuk sangat sulit untuk diperbaiki. Tidak akan bisa," kata Damayanti dalam diskusi memperingati Hari Gizi Nasional bersama Muslimat Nadhlatul Ulama di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (23/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nutrisi bayi untuk perkembangan otak didapat sepenuhnya dari air susu ibu (ASI) yang eksklusif. Hanya saja ketika usia anak sudah semakin bertambah, maka ASI tak bisa lagi mencukupi kebutuhannya. Inilah saatnya balita dikenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI).
Saat nutrisi ini tidak tercukupi anak bakal menderita bermacam penyakit termasuk masalah kecerdasan dan mental.
Secara fisik, boleh jadi anak yang kurang gizi bisa disembuhkan. Namun, perkembangan otaknya sudah tak bisa lagi 'diperbaiki.'
"Ini kuncinya, bahwa dampak dari malnutrisi di 1000 hari pertama itu permanen. Tidak bisa diperbaiki," tutur Damayanti.
Berikut merupakan dampak gizi buruk yang dialami ketika bayi:
1. Kurus, pendek, kegemukanMalnutrisi gizi dapat membuat tubuh menjadi kurus dan pendek. Sedangkan kelebihan gizi membuat tubuh gemuk atau obesitas.
Menurut Damayanti, kondisi anak Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013 sebanyak 19 persen anak memiliki tubuh pendek, 13 persen kurang berat badan, 6 persen gizi kurang, dan 11 persen obesitas.
2. KematianKondisi gizi buruk ini dapat meningkatkan angka kematian pada anak. Damayanti menjelaskan anak yang memiliki tubuh pendek memiliki risiko meninggal empat kali lebih besar dibanding anak normal.
3. Kecerdasan berkurangAnak yang mengalami gizi buruk saat bayi rata-rata memiliki kecerdasan atau IQ yang rendah. Sebanyak 65 persen anak memiliki IQ di bawah 90.
Menurut Damayanti, ini terjadi karena pembentukan jaringan otak tidak sempurna.
"Jaringan otaknya sedikit karena kurang nutrisi. Kalau jaringan sedikit dan sempit, otomatis berpikirnya lebih lama," ujarnya.
Damayanti menyebut bahkan 10 persen anak yang mengalami gizi buruk menderita kesehatan mental dan masuk sekolah luar biasa.
Kecerdasan ini, menurut Damayanti, tidak bisa disembuhkan atau diperbaiki dikemudian hari.
"Jadi nutrisi ketika bayi itu penting sekali," ucap Damayanti.
3. Sulit bekerjaGizi buruk membuat anak mengalami hambatan bekerja, penurunan fungsi kognitif dan kekebalan serta sulit membakar lemak.
Ketika dewasa, ini bakal memicu munculnya beberapa penyakit seperti obesitas, diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan osteoporosis.
4. Ekonomi rendahKetika anak sulit bekerja di masa depan mereka bakal mendapatkan penghasilan yang rendah.
"Kemampuan kerja terbatas dan ekonomi juga kurang menguntungkan karena performanya kurang," kata Damayanti.
[Gambas:Video CNN] (chs)