Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bukan satu-satunya turis yang pernah terkena sengatan ikan pari saat berwisata di kawasan perairan.
Selain ikan pari, makhluk laut yang juga berpotensi menyengat ialah ubur-ubur, bulu babi, gurita biru, serta makhluk lain yang memiliki tentakel.
Ada beberapa cara untuk menghindari sengatan makhluk laut. Yang paling utama ialah tidak penasaran untuk menyentuh makhluk apapun yang ada di dalam air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika berada di perairan yang bisa dijejak, sebaiknya jalan dengan menyeret kaki. Karena dengan melangkah, kemungkinan menginjak makhluk laut yang menyengat lebih besar.
Penggunaan sarung tangan dan sepatu dalam air juga sangat dianjurkan untuk mengantisipasi sengatan.
Rumah sakit yang berada di kawasan perairan biasanya memiliki langkah untuk menanggulangi sengatan makhluk laut yang diderita turis.
Berikut ini ialah langkah sederhana penanganan sengatan makhluk laut:
Merebahkan badanOrang yang tersengat makhluk laut biasanya mengalami pusing, sesak napas, kejang otot, dan lemas.
Segera istirahatkan badan agar racun tak menyebar. Kalau bisa, rebahkan badan di tempat datar.
Jangan sentuh lukaJika tak menemukan cairan antiseptik, siram luka hanya dengan air laut. Jangan nekat mengoles luka dengan obat sembarang, kecuali ada rekomendasi dari pihak medis. Menyiram luka dengan air seni atau cuka juga sudah lama tak direkomendasikan oleh pihak medis.
Hindari menyentuh titik luka dengan tangan, karena dapat menyebabkan infeksi. Kenakanlah sarung tangan.
Kompres lukaJika bagian tubuh makhluk laut yang menyengat sudah terangkat dari badan, segera kompres luka dengan air dingin atau air hangat yang bersih.
Tetap kontrol kesehatanBerobat ke rumah sakit kecil menjadi pertolongan pertama. Walau sudah merasa baikan, sebenarnya tetap harus berobat ke rumah sakit besar.
Jika sengatan dianggap parah, biasanya dokter akan memberikan suntikan tetanus.
(ard)