Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menetapkan China, Eropa, Australia, Singapura, dan India sebagai Top Five Pasar Utama Wisatawan Mancanegara (wisman) 2018.
Penetapan tersebut berdasarkan kriteria 3S, yakni
size (ukuran pasarnya),
sustainability (keberlanjutannya dalam jangka panjang), dan
spread (marjin keuntungan).
China menempati urutan pertama berdasarkan tingginya jumlah kunjungan turis sepanjang tahun lalu, yakni sebanyak 1,9 juta wisatawan atau tumbuh sebesar 42,2 persen, dengan perolehan devisa sebesar US$1,94 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China juga memiliki total nilai 3S tertinggi, yakni mencapai 92 persen.
Sedangkan posisi kedua adalah Eropa, dengan total nilai 3S mencapai 77 persen.
Sepanjang tahun lalu, jumlah kunjungan wisatawan Eropa ke Indonesia sebanyak 1,7 juta orang, atau tumbuh sebesar 14,1 persen, dengan perolehan devisa sebesar US$2,6 miliar.
Jika China unggul dari faktor
size, maka keunggulan Eropa ialah dari faktor
spread.
Wisatawan dari Eropa rata-rata mengeluarkan uang mencapai US$1.538 (sekitar Rp20,9 juta) per wisatawan per kunjungan, sedangkan wisatawan Tiongkok hanya US$1.019 (sekitar Rp14,8 juta) per wisatawan per kunjungan.
Selain lima pasar utama, Kemenpar juga menetapkan sejumlah pasar potensial, yakni Malaysia, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Filipina, Thailand, Taiwan, Timur Tengah, dan Hong Kong.
Wisatawan dari Timur Tengah rata-rata mengeluarkan uang mencapai US$1.918 (sekitar Rp26,1 juta) per wisatawan per kunjungan.
Walau mengungguli pengeluaran Eropa, namun faktor
spread Timur Tengah masih terhitung kecil, yakni dengan perolehan devisa hanya sebesar US$402 juta.
Hal itu dikarenakan jumlah kunjungan wisatawan Timur Tengah ke Indonesia yang masih relatif kecil, hanya sebanyak 209 ribu wisatawan sepanjang tahun lalu.
Hingga akhir tahun lalu, Bali masih menjadi "magnet" kedatangan wisman ke Indonesia. Sayangnya, bencana alam letusan Gunung Agung yang terjadi pada bulan November sempat membuat ratusan ribu wisman--sebagian besar dari China, membatalkan kedatangannya ke Pulau Dewata.
Kabar baiknya, minggu ini status Gunung Agung telah diturunkan, dari level IV ke level III.
Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap penurunan level dapat kembali meningkatkan jumlah kunjungan turis ke Bali, terutama menjelang liburan Imlek.
"Pengungsi sudah bisa pulang ke rumah, turis bisa kembali datang, terutama turis yang hendak merayakan liburan Imlek di Pulau Dewata," kata Arief, seperti yang dikutip dari keterangan resmi Kementerian Pariwisata pada Senin (12/2).
(ard)