Jakarta, CNN Indonesia -- Demi menangani kondisi Kejadian Luar Biasa campak dan gizi buruk yang melanda warga Asmat, Papua, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani beserta tiga menteri melakukan kunjungan dan pemantauan langsung pada Kamis (22/2).
Dalam kunjungannya, Puan meresmikan Kampung Siaga Bencana dan mengukuhkan 30 Taruna Siaga Bencana Kabupaten Asmat, Papua.
"Keberadaan Kampung Siaga Bencana di Asmat dimana Tagana sebagai fasilitator dan warga sebagai relawan terlatih sangat penting dan diharapkan mampu melakukan antisipasi serta ketahanan masyarakat saat terjadi bencana," kata Puan di Agats Kabupaten Asmat, Kamis (22/2), seperti dilansir dari Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti yang turut disaksikan Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri Pendidikan Mujadjir Effendi, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Bupati Agats Elisa Kambu.
Kegiatan ini kemudian dirangkai dengan penyaluran bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH), pengukuhan 30 personel Taruna Siaga Bencana, pembagian Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Indonesia Sehat (KIS), serta pengambilan bantuan sosial yang didukung Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan BNI 46.
Pembentukan Kampung Siaga Bencana Asmat disebutkan akan mengutamakan penguatan kearifan lokal agar mitigasi bencana dan layanan tanggap darurat, serta mobilisasi bantuan sosial dapat terlaksana secara efektif.
Tim Kampung Siaga Bencana di Asmat sendiri melibatkan 60 orang dari enam kampung, yaitu Kampung Ayam, Kampung Buetkoar, Kampung Wawcesaw, Kampung Bayiw Pinam, Kampung Cumnew dan, Kampung Jewesdoar.
Puan dan tim melakukan kunjungan kerja ke Asmat untuk mengevaluasi sekaligus memonitoring semua program yang dilakukan berbagai komponen pasca KLB campak dan gizi buruk. Ia mengatakan 90 persen program kementerian dan lembaga terkait sudah bisa dilakukan di Asmat, termasuk pengiriman berbagai bantuan.
Dalam kunjungan itu, mereka juga meninjau fasilitas air bersih berupa sumur bor sedalam 200 meter yang dikerjakan oleh jajaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta tanaman untuk menunjang ketahanan pangan yang disalurkan Kementerian Pertanian.
Menyangkut masalah gizi buruk yang menimpa ratusan anak-anak dan balita di Asmat, Menko PMK mengatakan saat ini, tinggal satu pasien kasus gizi buruk yang masih dirawat di RSUD Asmat.
"Dari 80 anak yang kekurangan gizi, tadi kami lihat langsung di RSUD Asmat hanya tinggal dua orang. Satu orang sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya, sedangkan satu orang lagi belum bisa pulang karena ada kelainan medis," jelas Puan.
Bala bantuan Menindaklanjuti apa yang terjadi di Asmat, Kementerian Kesehatan pun dikabarkan berencana dalam waktu dekat akan mengirim sekitar 30 tenaga kesehatan dari Tim Nusantara Sehat ke Asmat.
Tim Nusantara Sehat tersebut terdiri dari tenaga perawat, dokter, dokter spesialis dan lainnya itu rencananya tidak hanya bertugas di Kota Agats, tetapi akan memberikan pelayanan ke kampung-kampung (desa) di distrik-distrik (kecamatan) yang jauh dari Kota Agats.
"Tim Nusantara Sehat nantinya akan ditempatkan di distrik lain untuk melihat apakah masih ada hal yang perlu terus kita antisipasi," jelas Puan.
Sedangkan berkaitan dengan masalah pendidikan anak-anak Asmat, Mendikbud Muhadjir Effendi berjanji untuk menambah tenaga guru yang bertugas di sekolah-sekolah di Asmat.
"Tadi Pak Mendikbud menegaskan bahwa akan diatur agar setiap sekolah harus memiliki guru sehingga anak-anak bangsa mendapat pendidikan yang layak dan memadai," jelasnya.
Menko PMK menegaskan bahwa program mitigasi yang kini berlangsung di Asmat tidak bisa berlangsung dalam waktu relatif singkat mengingat kondisi daerah yang cukup sulit.
"Ini akan berlangsung sampai akhir tahun. Semua hal yang akan kita bangun di Asmat akan kita kerjakan secara bertahap. Dalam waktu denam bulan ke depan akan kami evaluasi lagi. Sampai sekarang tim masih tetap bekerja," jelas Puan Maharani.
(rah)