Jakarta, CNN Indonesia -- Wisata bawah air di Indonesia menjadi salah satu sektor yang harus digarap serius. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pelaksana Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Toto Pranoto, dalam konferensi pers Indonesia Week 2018 di Jakarta, Rabu (4/4).
Ia mengatakan pariwisata bawah air seperti menyelam (
diving), dapat menjadi solusi untuk menarik lebih banyak wisatawan Jepang ke Indonesia.
[Gambas:Instagram]
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karakteristik utama kalau ingin mengundang wisatawan Jepang adalah pantai dan laut. Mereka senang dengan
diving, apalagi bisnis
diving di Indonesia tidak mengenal musim," katanya, seperti yang dikutip dari Antara.
Menurut Toto devisa Indonesia dari sektor pariwisata bisa lebih tinggi lagi, jika mempromosikan dan menawarkan wisata pemandangan bawah laut selain Bali. Karena pulau dewata itu, ia melanjutkan, sudah amat dikenal oleh wisatawan Jepang.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata pada 2015, Toto melanjutkan, jumlah wisatawan Jepang ke luar negeri sebanyak 22,5 juta orang, namun ke Indonesia hanya 2,33 persen.
Ia melanjutkan pada tahun 2016, Januari hingga Juni, jumlah wisatawan Jepang ke Indonesia berjumlah 243.349 orang. Angka ini turun sebesar 0,43 persen dari periode yang sama tahun 2015 yang mencapai angka 244.395 wisatawan.
Inisiatif dalam mengembangkan hubungan Indonesia-Jepang yang lebih baik salah satunya adalah perayaan 60 Tahun Hubungan Indonesia-Jepang melalui gelaran Festival Indonesia Week di Nagoya, Jepang pada 28-30 April 2018.
Dalam kegiatan tersebut, Indonesia akan mempromosikan potensi pariwisata untuk menjaring wisatawan Jepang lebih banyak melalui forum promosi wisata pemda dan investor Jepang, pertemuan antarpelaku bisnis (B to B) sektor pariwisata, dan pameran produk UMKM.
(agr)