Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian orang kerap bingung kala berat badannya semakin naik. Segala usaha dilakukan untuk menurunkan berat badan. Namun bagaimana jika tanpa usaha tertentu, berat badan bisa turun? Seseorang dianjurkan waspada jika hal itu terjadi.
Sejumlah peneliti Inggris menemukan bahwa penurunan berat badan tanpa alasan jadi faktor risiko terbesar kedua untuk terkena kanker termasuk kanker kolorektal, paru-paru, pankreas dan ginjal.
Studi meta-analisis tersebut dipimpin Universitas Oxford dan Exeter. Mereka meneliti semua bukti untuk menemukan kaitan antara penurunan berat badan dan kanker.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para peneliti melihat 25 studi yang pernah dilakukan. Total mereka melihat data lebih dari 11,5 juta pasien.
Hasilnya, penurunan berat badan berasosiasi dengan 10 jenis kanker yakni, kolorektal, pankreas, gastroesofagus, ovarium, paru-paru, ginjal, myeloma, limfoma, prostat dan
biliary tree atau sistem sekresi organ hati.
Risiko ini makin besar saat turunnya berat badan disertai gejala lain. Pada kanker kolorektal ditandai dengan turunnya berat badan plus pendarahan para anus. Pertambahan usia juga turut memperbesar risiko.
"Kami selalu tahu bahwa turunnya berat badan tanpa alasan kemungkinan jadi geja kanker. Studi ini menarik semua bukti yang pernah terpublikasi dan menunjukkan pentingnya melindungi diri dari kanker," kata salah satu peneliti dalam studi, Profesor Willie Hamilton dikutip dari
Star2 beberapa waktu lalu.
Ketua tim studi, Brian Nicholson menambahkan layanan Streamlined memungkinkan investigasi untuk gejala yang tidak spesifik seperti turunnya berat badan dan ini sangat diperlukan.
"Riset kami mengindikasikan bahwa investigasi terkoordinasi lintas tubuh bisa membantu mempercepat diagnosis kanker pada pasien dengan penurunan berat badan. Kami perlu melanjutkan riset untuk mengerti kombinasi yang paling pas untuk tes dan memberikan petunjuk berapa banyak berat badan yang hilang dan pasien seharusnya khawatir mengenai hal ini," jelasnya.
(rah)