Jakarta, CNN Indonesia -- Menstruasi adalah hal normal dan alami yang dialami oleh semua perempuan di seluruh dunia.
Meski demikian, serangan dan gejala menstruasi yang dialami perempuan di seluruh dunia tidaklah sama. Ada yang mengalami kram perut, sakit perut yang hebat, mood swing, banyak makan, bahkan sampai pingsan karena tak kuat menahan sakit menstruasi.
Serangan dan gejala menstruasi yang berbeda-beda dan terkadang menyakitkan ini pun membuat beberapa perempuan harus beristirahat total dari aktivitas hariannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faktanya, anak-anak sekolah dasar juga kerap tak masuk sekolah saat mereka sedang menstruasi.
Berdasarkan pernyataan yang diterima
CNNIndonesia.com dari Jejaring AMPL soal Hari Kebersihan Menstruasi, penelitian Unicef menemukan fakta bahwa satu dari enam siswi tidak masuk sekolah pada saat menstruasi.
Selain soal sakit perut yang tak tertahankan, ada beberapa hal lain yang membuat mereka akhirnya tak masuk sekolah.
"Penyebab utamanya adalah rendahnya sarana sanitasi yang layak di sekolah, minimnya akses informasi mengenai cara mengelola kebersihan menstruasi secara baik dan benar," tulis pernyataan tersebut.
Selain itu, menurut penelitian dari Burnet Institute pada 2015 keterbatasan pengetahuan guru tentang Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) khususnya soal sanitasi menstruasi jadi alasan anak sekolah enggan masuk sekolah saat haid.
Data lain dalam pernyataan tersebut juga menyebutkan bahwa 63 persen orang tua tidak pernah memberikan penjelasan kepada anak perempuan tentang menstruasi.
"Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menganggap membicarakan menstruasi adalah hal yang tabu, padahal menstruasi itu adalah kondisi normal yang dialami semua perempuan di mana pun," ungkap Dini Widiastuti, Direktur Yayasan Plan International Indonesia (YPII).
Sedangkan data dari Plan International Indonesia mengungkapkan fakta bahwa 39 persen siswi diejek teman saat menstruasi. Hal tersebut membuat anak perempuan enggan masuk sekolah saat menstruasi.
(chs)