5 Label Indonesia Pamer Karya di 'Agenda Show California'

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Jumat, 22 Jun 2018 20:49 WIB
Lima label streetwear Indonesia bakal unjuk gigi memamerkan koleksi busana di pameran streetwear terbesar dunia, Agenda Show di Long Beach, California, AS.
Lima label streetwear Indonesia bakal unjuk gigi memamerkan koleksi busana di pameran streetwear terbesar dunia, Agenda Show di Long Beach, California, AS. (Foto: CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah era distro berlalu, pakaian kasual 'streetwear' di Indonesia tetap menunjukkan eksistensi dengan terciptanya banyak label baru. Lima di antara label streetwear terkemuka di Indonesia tersebut bakal unjuk gigi memamerkan koleksi busana mereka di pameran streetwear terbesar di dunia, Agenda Show di Long Beach, California, Amerika Serikat.

Agenda Show merupakan pameran fesyen khusus kategori streetwear, action sport, denim, footwear, surfing, dan skate. Ajang ini sudah digelar sejak 2003 dan dihadiri lebih dari 10 ribu pengunjung dari berbagai negara setiap tahunnya. Para pengunjung itu terdiri dari pembeli, distributor, investor, influencers, dan media. Gelaran tahun ini bakal dihelat pada 27-29 Juni mendatang.

Lima label streetwear yang terpilih mewakili Indonesia di Agenda Show 2018 yakni Elhaus dengan pakaian pria modern dan denim, Paradise Youth Club (PYC) yang terinspirasi dari gaya hidup 90-an dan skate, Oldblue Co yang fokus pada denim, Monstore dengan koleksi unisex dan apparel, serta Pot Meets Pop yang memiliki kreasi denim modern.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Lima label lokal ini terpilih setelah melalui serangkaian kurasi dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan tim Agenda Show. Kurasi itu awalnya diikuti oleh 120 label yang mendaftarkan karya mereka. Bekraf lalu memilih 15 label terbaik untuk dikirimkan ke Agenda Show.

"Dari 15 itu, yang dipilih ada 10, lalu kami wawancara dan memilih lima berdasarkan kesiapan mereka untuk memasuki pasar global," kata kurator Bekraf Khairiyyah Sari saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (22/6).

Poin penilaian Bekraf meliputi kelengkapan administrasi, orisinalitas karya, legalitas, dan kesiapan. Secara khusus, Bekraf memilih lima label streetwear ini lantaran dianggap menjanjikan dan mampu bersaing di pasar global.


"Ini pertama kalinya kami mendukung label streetwear sebelumnya banyak ke mainstream. Kenapa streetwear karena melihat Kami melihat potensi lima brand ini sangat bisa berkompetisi di pasar internasional," kata Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Puji Mulia Simandjuntak.

Joshua juga menilai daya beli dari gen Z atau kaum milenial saat ini cenderung meningkat dan mengarah ke label artisan atau independen meninggalkan lini busana mainstream.

Melalui keikutsertaan di ajang Agenda Show, Joshua berharap label ini dapat bertemu dengan pembeli, distributor, investor, dan partner kerja untuk membuka jalan memasarkan lini busana Indonesia ke pasar Amerika Serikat dan internasional.

[Gambas:Instagram]

Joshua menjelaskan ajang Agenda Show memberikan kesempatan bagi para label untuk memasarkan koleksi mereka selama tiga hari penyelenggaraan. Dua hari pertama digelar menggunakan konsep Business to Business (B to B) yang dihadiri banyak distributor. Sedangkan hari terakhir khusus untuk pembeli atau Business to Costumer (B to C) karena dibuka untuk umum.

Perwakilan dari lima label streetwear yang hadir di konferensi pers ini menyatakan siap untuk meningkatkan penjualan di pasar Amerika Serikat dan global.

Cofounder PYC Hendrick Setup mengaku ingin memperluas pasar di AS karena selama ini ia sulit masuk ke Negeri Paman Sam.

"Paling utama di Agenda Show ini kami ingin meningkatkan penjualan dan mengenal titik distribusi. Dari 10 negara yang sudah kami tembus terbesar ada di Inggris dan Korea Selatan, Amerika Serikat agak susah," kata Hendrick.


Di Agenda Show label-label Indonesia ini bakal bersaing dengan kompetitor kuat dari tuan rumah AS, Jepang, dan Korea Selatan untuk memperebutkan hati pembeli. Lima label ini membawa koleksi terbaru mereka untuk busana Spring/Summer 2019 serta beberapa koleksi yang pernah dikeluarkan.

Sektor Unggulan

Wakil Kepala Bekraf, Ricky Pesik menjelaskan dukungan untuk lima label ini diberikan Bekraf lantaran sektor fesyen merupakan sektor unggulan dari ekonomi kreatif.

Berdasarkan data Outlook Ekonomi Kreatif 2017 yang diterbitkan Bekraf, fesyen merupakan subsektor dengan pendapatan terbesar pasa 2016 yaitu senilai Rp166 triliun atau berkontribusi sebesar 18,01 persen terhadap PDB ekonomi kreatif.

Total nilai ekspor subsektor fesyen mencapai US$10,90 miliar atau 54,54 persen terhadap total nilai ekspor sektor ekonomi kreatif. Sebanyak US$4,72 miliar merupakan ekspor untuk wilayah AS saja. Sementara, AS merupakan salah satu negara dengan gaya streetwear yang berkembang dimulai tahun 90an dengan gaya hip hop dan skate. Gaya pakaian ini dinilai nyaman dan memiliki karakter tersendiri. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER