Jakarta, CNN Indonesia -- Balai Perhutanan Sosial Wilayah Sumatera mengajak masyarakat Bangka Belitung memanfaatkan hutan guna menjaga kelestarian lingkungan, dan menambah pendapatan dengan mengelolanya sebagai objek wisata.
Kepala Balai Perhutanan Sosial Wilayah Sumatera, Sahala Simanjuntak, mengatakan masyarakat bisa belajar dari Hutan Kemasyarakatan (HKm) Gempa 01.
HKM Gempa 01 merupakan kelompok masyarakat yang mengelola kawasan mangrove di Desa Kurau Barat, Kabupaten Bangka Tengah, menjadi destinasi wisata mangrove.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain menjadikan kawasan mangrove sebagai objek wisata, mereka juga menjaga dan melestarikan mangrove," ujar Sahala seperti yang dikutip dari Antara, Kamis (5/7).
Menurutnya saat ini pemanfaatan hutan bisa dikelola oleh masyarakat, baik diperuntukkan sebagai hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat, dan hutan kemitraan
Sementara itu Penggagas HKM Gempa 01, Yasir, mengatakan sejak 2005 ia bersama temannya mulai memerhatikan kawasan mangrove yang mulai rusak.
Melihat kondisi mangrove yang banyak kerusakan, ia melanjutkan, pihaknya mengajukan izin pinjam pakai ke pemerintah.
"Permohonan izin baru keluar tahun 2016, dan kami baru membuka tempat ini untuk wisata pada tahun 2017. Alhamdulillah sudah banyak yang berkunjung, baik wisatawan lokal maupun mancanegara," ujarnya.
Menurut Yasir pihaknya akan menjadikan mangrove munjang sebagai tempat wisata, konservasi, edukasi dan jasa lingkungan.
Setiap hari, ia menuturkan, selalu ada wisatawan yang berkunjung ke kawasan seluas 213 hektare namun baru terkelola sekitar tiga hektare ini.
Bahkan saat hari libur jumlah pengunjung bisa mencapai dua ribu pengunjung.
"Kami ingin menjadikan mangrove munjang sebagai tempat konservasi, edukasi dan jasa lingkungan. Karena itu kami ingin pemerintah mendukung pengembangan wisata mangrove ini," katanya.
"Ada 40 jenis mangrove disini. Ada juga arena outbond, sepeda gantung, pelampung dan arena swa foto yang menjadi tempat wisata bagi masyarakat."
(agr/ard)