Jakarta, CNN Indonesia -- Selain Moskow dan St Petersburg, ajang Piala Dunia 2018 juga digelar di Saransk, sebuah kota kecil di Rusia.
Berada di selatan Moskow dan berpenduduk sekitar 300 ribu orang, kota ini kedatangan jutaan turis di awal musim Piala Dunia 2018.
Namun kini Saransk semakin sepi, lantaran sudah tak ada lagi pertandingan yang digelar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya banyak penduduk Rusia yang kaget saat mengetahui kota ini terpilih sebagai lokasi ajang sepakbola empat tahunan dunia.
Pasalnya Saransk hanya kota kecil nan sepi plus minim infrastruktur.
Bahkan tim sepakbola dari kawasan ini jarang juara di Rusia.
Menjelang Piala Dunia 2018 pemerintah Rusia membangun stadion berkapasitas 45 ribu orang di sini.
Dalam stadion tersebut berlangsung sejumlah laga spektakuler, salah satunya saat Portugal vs Iran yang berakhir imbang 1-1.
Berpisah dengan Keramaian"Saya tak pernah bertemu dengan wanita Iran sebelumnya. Ternyata mereka sangat cantik. Bahkan mereka mengenakan rok mini saat datang ke sini. Saya tak percaya bahwa mereka berasal dari negara dengan aturan yang ketat!" kata salah satu pemuda Saransk, Andrei Kanaikin.
Kanikin mengatakan kalau dirinya akan sangat merindukan keramaian Piala Dunia 2018, terutama suasana nonton bareng bersama turis dari negara lain.
"Saya tidak tahu apa yang saya lakukan setelah ini. Mungkin saya akan terbang ke luar negeri untuk menonton Liga Champion," ujar Kanaikin.
Alexander Moskinsky, salah satu lansia di Saransk, mengaku bangga bahwa Piala Dunia 2018 membuat kotanya dikenal dunia.
Moskinsky bukan penggemar sepakbola, tapi dirinya menyempatkan datang saat pertandingan Peru vs Denmark.
"Tidak ada yang tahu kota ini sebelumnya, sekarang semua orang tahu," ujar Moskinsky.
"Saya tidak peduli dengan sepakbola, tapi saya senang melihat para pendukungnya, terutama yang berasal dari Peru, karena mereka mengenakan konstum yang unik," lanjutnya.
Gubernur Mordovia, Vladimir Volkov, mengatakan kalau Saransk berkembang sangat pesat setelah menjadi lokasi Piala Dunia 2018.
"Sebelumnya kota ini hanya bergantung dari hasil ladang dan pertanian, kini sepakbola ikut menyumbang perekonomian kota ini," kata Vladimir.
"Sebenarnya saya merasa sedih kota ini bakal kembali sepi setelah tak ada lagi pertandingan, tapi kami harus menatap masa depan. Ada "piala dunia" lain yang harus kami kejar, yaitu ladang dan pertanian," ujarnya sambil tersenyum.
(ard)