Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah jadi rahasia umum bahwa olahraga tak cuma baik untuk kesehatan fisik, tapi juga kesehatan mental. Konon, dengan menggerakkan tubuh, kesehatan mental seseorang akan meningkat dengan cepat. Selain itu, olahraga juga menjernihkan daya pikir dan secara langsung mengurangi ketegangan pikiran alias stres.
Namun, sebuah penelitian anyar justru menyimpulkan hal berbeda. Penelitian yang dipublikasikan dalam
The Lancet Psychiatry Journal itu menyebut bahwa olahraga berisiko menurunkan kesehatan mental.
Para peneliti dari Yale University dan University of Oxford menganalisis data dari 1,2 juta orang dewasa di Amerika Serikat. Data mencakup kesehatan fisik, kesehatan mental, dan perilaku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Partisipan ditanya tentang bagaimana kondisi mereka ketika mentalnya memburuk akibat stres, depresi, atau masalah emosional lainnya. Selain itu, para peneliti juga mengecek kebiasaan berolahraga partisipan.
Hasilnya, peneliti menyimpulkan bahwa olahraga sebanyak 3-5 kali dalam sepekan selama 45 menit merupakan porsi terbaik untuk mencapai mental yang sehat. Namun, lebih dari itu, seseorang akan mengalami kesehatan mental yang memburuk selama 3-4 hari dalam sebulan.
"Olahraga terkait dengan kesehatan mental yang lebih buruk. Ini bisa terjadi pada setiap orang tanpa mengenal usia, ras, pekerjaan, dan lain-lain. Menariknya, porsi latihan yang spesifik seperti durasi dan frekuensi memainkan peran penting dalam hal itu," ujar asisten profesor psikiatri Yale University, Adam Chekroud, melansir
The Independent.
Penelitian ini merekomendasikan perlunya perhatian terhadap frekuensi dan durasi berolahraga. Olahraga lebih dari 90 menit, kata Chekroud, berpotensi terhadap penurunan kesehatan mental seseorang.
(asr/chs)