Palembang, CNN Indonesia -- Festival Sriwijaya 2018 berlangsung meriah dengan menghadirkan Lomba Perahu Bidar atau adu cepat perahu khas Palembang pada 17-21 Agustus. Ajang yang masuk dalam Calendar of Event (CoE) Kementerian Pariwisata ini juga jadi ajang pendukung Asian Games.
Selain itu, ada juga Hari Belanja Discount Indonesia yang menyita perhatian wisatawan yang datang ke Asian Games.
"Karena momentum Asian Games, maka semua event digabung menjadi satu dengan Festival Sriwijaya. Perahu Bidar ini penuh legenda dan sangat menarik," kata Ketua Generasi Pesona Indonesia Sumatera Selatan Mohammad Yunus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Isnaini Madani mengatakan lomba ini diikuti tujuh tim dari instansi pemerintahan BUMN dan BUMD. Isnaini mengatakan lomba bidar tradisional ini hanya satu-satunya di Indonesia yang sampai saat ini masih lestari.
Satu perahu bidar berukuran panjang 29 meter, lebar 1,5 meter dan tinggi 0,8 meter. Satu tim maksimum berisikan 57 orang, yang terdiri dari satu juragan/kemudi, satu tukang timba air, dan 55 pendayung.
Start lomba dimulai dari eks dermaga Fery 35 Ilir di kapal Segentar Alam dekat Dishub, lalu finish ke depan panggung kehormatan BKB Palembang. Begitu juga dengan rute perahu hias yang diiringi dengan atraksi dan parade dari peserta.
Selain perahu hias, masyarakat juga bisa menyaksikan atraksi jet ski dari komunitas Jet Ski Air yang bekerja sama dinas Pariwisata. Dalam acara tersebut, nuansa merah putih ada di mana-mana.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kementerian Pariwisata Masruroh mengatakan, Perahu Bidar merupakan atraksi yang legendaris.
Wanita yang biasa disapa Iyung itu mengatakan, ada berbagai jenis perahu bidar dengan yang paling terkenal adalah Bidar Kecik (mini) dengan jumlah pendayung 11 orang, Bidar Pecalangan (menengah) yang bisa mengangkut lebih dari 35 orang, sementara yang ketiga adalah yang bisa mengangkut 57-58 orang, digunakan sekali dalam setahun di Sungai Musi saat perayaan HUT RI.
Bagian jalur atau lunas perahu memiliki ukuran 20 meter dengan lebar 0,09 meter terbuat dari kayu jenis kempas, bungus atau rengas yang merupakan kayu kuat dan tahan terhadap air. Pada bagian kerangka perahu yang berbentuk balok-balok melengkung dengan ukuran sekitar 7x15 meter terbuat dari kayu bungus atau rengas.
Bagian kerangka untuk memperkuat perahu juga berfungsi sebagai penghubung antara lunas dengan pinggiran atau dinding perahu. Bagian ini terbuat dari kayu merawan dengan ukuran panjang sekitar 26 meter, lebar 0,12 meter, dan tebal 0,03 meter.Sepanjang pinggiran bagian dalam perahu (kanan dan kiri) terdapat balok-balok kayu yang biasa disebut buayan.
Bagian ini memiliki fungsi sebagai tempat dudukan palangan perahu dengan ukuran panjang 26 meter, lebar 0,5 meter, dan tinggi 0,10 meter.
Palangan ini sebagai tempat duduk para pedayung, bentuknya papan selebar 15 centimeter yang dipasang melintang tepat di atas buayan.
Pada bagian haluan dan buritan perahu terdapat lantai papan yang terbuat dari kayu merawan dengan ukuran sekitar 70x30 cm.
(vws)