Jakarta, CNN Indonesia -- Sekira beberapa tahun ke belakang, kawula muda tengah dilanda tren kopi seduh manual dengan rasa pahit yang terasa di ujung lidah.
Butuh pengetahuan yang agak mendalam untuk menikmatinya. Namun, kini di tengah-tengah tren kopi seduh manual itu, menyisip gaya menikmati kopi lain yang mendadak kesohor. Namanya, kopi susu kekinian.
Iya, kopi susu sedang naik daun. Minuman ini semakin dilirik berkat layanan pesan antar yang disediakan jasa transportasi daring. Tambahan variasi minuman kopi tak pelak membuka pasar atau konsumen baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekilas, dari kacamata bisnis, tren itu jelas jadi saingan anyar bagi para penjaja kopi hitam seduh manual.
Namun, manajer operasional Anomali Coffee, Abdul Aziz, punya pandangan berbeda. Dia justru menganggap bahwa tren kopi susu bisa menjadi cara lain untuk memperkenalkan kopi pada masyarakat luas.
"Keren banget! Kenapa? Karena semakin banyak market yang mengenalkan kopi," kata Aziz pada
CNNIndonesia.com saat ditemui di Anomali Coffee, Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Kehadiran konsumen baru ini, kata Aziz, bakal memperbesar pasar kopi di Indonesia. "Kita (pebisnis kopi specialty dan kopi susu) bersama-sama membesarkan market kopi. Kalau market kopi enggak besar, kasihan petani," kata dia.
Jalan menuju speciality coffeeRasa gurih susu plus pahit kopi menjadi satu. Dari sana, kemudian tercipta kopi susu. Perpaduan keduanya kerap dianggap pas. Aziz menganggap kehadiran kopi susu bisa menjadi 'pembuka jalan' bagi konsumen untuk bisa menikmati
speciality coffee."Kopi susu bisa jadi jawaban buat orang-orang yang penasaran sama kopi. Mungkin orang anti atau takut nyoba karena takut deg-degan, minum kopi bisa enggak tidur dan pikiran-pikiran negatif lain. Kalau coba kopi susu mungkin pendapatnya bisa beda," kata Azis.
Berbeda dengan Azis, salah satu pendiri kedai kopi The Buncitmen, Agung Nugraha, merasa jika tren kopi susu tak cukup membawa masyarakat untuk bisa menikmati
speciality coffee.Kopi susu yang kini tengah naik daun, menurutnya, memiliki citarasa manis yang dominan. Berbeda dengan kopi susu tradisional yang masih mempertahankan rasa pahit pada kopi susu. "Sekarang, orang jadi terbiasa dengan rasa manis kopi, bukan rasa pahitnya," kata dia.
Jika pun ingin mengedukasi konsumen tentang
speciality coffee, itu bisa dimulai dengan produk minuman kopi berbasis susu atau milk based.
"Kami mengedukasi konsumen dengan membuatkan minuman kopi dari level yang manisnya ada, misalnya
latte. Dari situ ke capuccino, lalu americano, lalu manual brewing (seduh manual). Ini bisa jadi edukasi buat mereka," pungkas Agung.
(asr/chs)