Jakarta, CNN Indonesia -- Boneka seks kini 'dipekerjakan' di beberapa rumah bordil termasuk rumah bordil Aura Dolls di Toronto, Kanada, Amerika Utara.
Namun rumah bordil pertama di Amerika Utara ini terancam tutup karena dianggap melanggar aturan.
John Filion, anggota dewan Kota Toronto mengatakan bahwa keberadaan rumah bordil tersebut tak memperhatikan aspek keluarga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak, mereka tidak legal. Ini ilegal. Dan jika ada kekisruhan terkait ini, mereka akan mendapat surat dari pemkot secepatnya," kata John dikutip dari CBC (28/8).
Ia menjelaskan bahwa Aura Dolls tidak diizinkan sesuai zona peraturan daerah. Rumah bordil, kata dia, merupakan 'salon' hiburan orang dewasa sehingga operasionalnya perlu izin. John menegaskan bahwa rumah bordil ini tak akan mendapatkannya.
Selain tersandung peraturan, John juga mempermasalahkan lokasi Aura Dolls. Ia berpendapat, tak tepat jika bisnis ini mengambil lokasi dekat perempatan di mana 25 ribu orang tinggal serta empat sekolah berada di sekitarnya.
"Anda tahu orang seharusnya tidak perlu melintas bersama keluarga dan mencoba menjelaskan pada anak-anak mereka mengapa seseorang bercinta dengan boneka silikon,"ujarnya.
Enam 'Barbie' silikon siap 'ladeni' pelangganAura Dolls 'mempekerjakan' enam boneka silikon dengan kenampakan mirip dengan boneka Barbie. Calon pelanggan dapat mengecek profil masing-masing boneka secara online. Salah satu boneka diberi nama Anna yang dideskripsikan sebagai sosok yang bertubuh aduhai, berambut hitam, romantis dan spontan.
"Kami beroperasi layaknya rumah bordil di mana tamu datang dan mereka memiliki kamar sendiri," kata Claire Lee, direktur marketing Aura Dolls pada CityNews dikutip dari
The Sun (29/8).
Tamu bakal dikenakan biaya US$80 atau sekitar Rp1,1juta per boneka selama 30 menit. Sedangkan jika menginginkan bercinta dengan dua boneka, maka tamu wajib membayar sebesar US$960 atau sekitar Rp14juta untuk empat jam sesi.
Kontroversi keberadaan rumah bordil dengan boneka seks tak hanya sekali terjadi. Sebelumnya rumah bordil serupa di Inggris, Perancis dan Jerman terbukti menuai kritik sebab dianggap tidak memanusiakan orang dan menganggap wanita sebagai objek.
Claire paham akan hal ini. Namun pihaknya lebih menekankan pada pemenuhan akan fantasi seksual yang sulit diwujudkan dengan partner sesungguhnya.
"Kami mencoba untuk fokus pada fakta bahwa kami memiliki jasa ini, untuk pria yang punya fantasi kekerasan, gelap daripada menimbulkan tindakan agresif, mereka bisa melakukan sesuatu seperti ini yang mana aman buat semuanya," jelasnya.
(chs)