Jakarta, CNN Indonesia -- Pada Agustus-September 2018, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sedang menggiatkan kampanye vaksin Measles Rubella (MR) periode kedua di luar Pulau Jawa. Harapannya, vaksinasi akan sukses seperti halnya periode pertama di Pulau Jawa.
Vaksin MR sendiri ditujukan untuk penyakit campak dan rubella. Dampak yang serius membuat vaksinasi begitu penting. Namun vaksin rupanya tak selalu berhubungan dengan penyakit mematikan, sebab ada harapan bahwa gangguan kulit sepele seperti
jerawat pun bakal akan ada vaksinnya.
Peneliti dari Universitas California, San Diego menemukan terobosan baru di bidang
kecantikan. Mereka menemukan ada kemungkinan untuk melawan racun yang disekresi oleh bakteri penyebab jerawat dengan sebuah antibodi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah vaksin diharapkan dapat menghambat bakteri penyebab jerawat dan melawan racun pemicu peradangan yang disebut Christie-Adkins-Munch-Peterson (CAMP). Peneliti melibatkan tikus dan sel kulit manusia untuk mengecek efektivitas antibodi melawan CAMP. Hasilnya dianggap cukup menjanjikan.
"Sekali ia dapat terbukti lewat uji klinis skala besar, temuan kami memiliki dampak potensial begitu besar untuk ratusan dari jutaan orang yang menderita akibat jerawat," ujar Chun Ming Huang, pemimpin tim studi, dikutip dari
The Independent (1/9).
Jika berhasil, bentuk perawatan akan berupa terapi imun yang melawan jerawat dengan komponen tubuh sendiri daripada mengandalkan antibiotik, pengobatan hormonal atau obat
roaccutane yang umum digunakan untuk mengobati jerawat.
Menurut Chun, pengobatan yang selama ini diterapkan tidak efektif atau tidak dapat ditoleransi oleh 85 persen orang dewasa dan lebih dari 40 juta orang dewasa di AS.
"Terapi baru, aman dan efektif sangat diperlukan," imbuhnya.
(chs)