Jakarta, CNN Indonesia -- Starbucks, jaringan kopi terbesar di dunia mewujudkan impian pendirinya dengan membuka kedai kelas atas di Milan akhir pekan ini. Ujian utamanya adalah meyakinkan warga Italia yang terobsesi pada kopi untuk membayar lebih banyak hanya demi mendapat secangkir espresso.
Toko tersebut akan menjadi kedai kopi raksasa pertama yang akan masuk ke pasar Italia, konsumen kopi terbesar keempat di dunia. Hal ini terjadi 35 tahun setelah chairman emeritus Howard Schultz mengunjungi Italia dan terinspirasi untuk mendirikan jaringan kafenya sendiri.
Tempat ini menampilkan roaster skala industri hijau, counter marmer, ukiran kuningan, dan tentu harga yang bisa membuat banyak orang Italia enggan untuk menjadikannya kafe reguler mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan harga 1,80 euro (Rp35.000) untuk espresso sederhana, Starbucks akan mengenakan biaya hampir dua kali lipat dari apa yang dibayar orang Italia di kedai setempat.
"Harga mencerminkan pengalaman premium yang akan kami tawarkan kepada pelanggan," kata Presiden Retail Global Starbucks John Culver seperti dikutip Reuters.
Kedai kopi dibangun di dalam palazzo berusia puluhan tahun elegan yang telah direnovasi oleh perusahaan.
"Begitu mereka memasuki ruangan, pelanggan kami akan memahami dengan tepat apa yang dimaksud pengalaman premium itu nantinya," tuturnya.
Schultz mengatakan dia terinspirasi untuk mengembangkan Starbucks sejak kunjungannya pada 1983 ke Italia, di mana dia merasa terkejut dengan hubungan antara barista dan klien mereka. Starbucks kini telah menjangkau hampir 29.000 toko di seluruh dunia.
Seperti kedai kelas premium yang telah beroperasi di Seattle dan di Shanghai, kedai di Milan dirancang sebagai 'taman bermain' untuk peminum kopi. Maklum saja, Starbucks menyajikannya kopi dalam lebih dari 100 cara berbeda, sekaligus menampilkan proses memanggang dan penyeduhan.
Starbucks mengatakan akan mulai meluncurkan kedai reguler di seluruh wilayah Italia tahun ini, sebuah langkah yang akan membawanya pada persaingan dengan lebih dari 57.000 kafe di Italia.
Sejumlah pengelola kopi sedang menaikkan kualitasnya, karena uang besar mengalir ke salah satu dari beberapa area dengan pasar minuman dengan pertumbuhan tercepat. Coca-Cola sepakat untuk membeli Costa, distributor kopi terbesar kedua di dunia, pekan lalu. Tak hanya itu, grup usaha bidang minuman JAB mengambil alih Pret A Manger asal Inggris pada Mei lalu.