Jakarta, CNN Indonesia -- Jiwa boleh muda, tapi
kulit tak bisa bohong. Seiring bertambahnya usia, masalah kulit kian bermunculan. Mulai dari kulit kusam, pori-pori, dan flek hitam jadi hal-hal yang mengganggu penampilan.
Sebagian orang tak menerima tanda-tanda
penuaan ini. Mereka tentu ingin tampil menarik dengan mempertahankan kulit mulus dan kencangnya.
Bagaimana caranya untuk mempertahankan
kulit kencang? Salah satunya adalah dengan terapi sinar laser pada wajah yang digemari banyak wanita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laser merupakan bentuk penguatan cahaya akibat stimulasi radiasi. Laser memiliki sinar yang tunggal (monokromatik) dan tidak berpendar seperti sinar biasa serta memiliki panjang gelombang tertentu.
"Sinar laser ini targetnya melanin (pigmen warna pada kulit) dan hemoglobin (Hb). Sinar laser ini disalurkan, diserap, dan diubah menjadi energi panas sehingga merangsang produksi kolagen dan mengatasi masalah kulit," jelas dokter spesialis kulit dan kelamis RS Pondok Indah-Puri Indah, Kardiana Purnama Dewi, dalam diskusi media di Menteng, Jakarta, pekan lalu.
Laser dapat digunakan untuk peremajaan dan pigmentasi. Dalam proses peremajaan, laser akan merangsang produksi kolagen dan elastin. Hal itu akan membuat kulit lebih kencang, menyamarkan
keriput dan kerutan halus, serta melembutkan tekstur wajah hingga mengecilkan pori-pori.
Sedangkan terapi laser untuk pigmentasi bertujuan untuk mencerahkan, menghilangkan flek hitam atau warna kecoklatan pada kulit (freckles), meratakan warna kulit serta menghilangkan tato dan tahi lalat berukuran kecil.
Dewi mengklaim jika penggunaan laser untuk terapi kecantikan bakal minim risiko. Pasalnya, terapi laser bersifat nonablatif yang tidak mengharuskan dilakukannya prosedur 'merusak' wajah sebagaimana terapi lainnya.
Tak cuma itu, terapi laser juga tak membutuhkan waktu lama untuk 'menormalkan' wajah kembali. "Jadi habis laser, ya, langsung terasa bedanya," kata Dewi.
Kendati demikian, bukan berarti terapi laser tak menghadirkan efek samping. Kulit, kata Dewi, bisa mengalami kemerahan yang berlebihan, iritasi, atau kulit tampak lebih gelap bagi mereka yang melakoni prosedur terapi laser pigmentasi.
"Laser itu,
kan, energi. Dia perlu penyesuaian. Kalau
kulit pas lagi sensitif bisa merah banget atau pink kemerahan," jelas Dewi.
Selain itu, perlu dicatat pula, tak semua usia bisa melakoni prosedur terapi laser. Seseorang yang telah berusia 20 tahun baru diperbolehkan untuk mengikuti prosedur ini.
Selain itu, pasien dengan penyakit kulit juga direkomendasikan untuk tidak mengikuti prosedur ini. "Kami selalu sarankan pasien untuk fokus dulu menyembuhkan penyakit kulitnya, baru boleh laser," kata Dewi.