Jakarta, CNN Indonesia --
Suhu udara yang panas ditambah teriknya matahari membuat siang hingga sore semakin menyebalkan.
Bumi tengah memasuki masa kulminasi pada September hingga Oktober ini. Pada masa ini, matahari berada tepat di posisi paling tinggi di langit yang mengakibatkan
'hilangnya' bayangan.
Meski tak berhubungan langsung dengan kulminasi, namun tak dapat dimungkiri bahwa beberapa hari ke belakang cuaca panas melanda beberapa kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cuaca yang terasa lebih panas itu jelas akan membawa pengaruhnya pada kesehatan manusia. Berikut beberapa dampaknya diambil dari berbagai sumber.
1. DehidrasiPanas membuat tubuh kehilangan cairan lebih banyak. Tubuh menjadi lemas dan kehilangan konsentrasi. Saat udara panas, tubuh dengan mudah memberikan sinyal agar pasokan cairan ditambah.
Namun sebaliknya, malam hari akan terasa sangat dingin. Karena tak ada rasa haus, maka pasokan air berhenti. Padahal, tubuh akan selalu memerlukan air tak peduli saat udara panas atau dingin.
2. StresUdara panas berkaitan dengan stres. Ada lebih banyak insiden stres, cemas, dan depresi yang muncul saat udara panas.
3. Iritasi kulitTak hanya stres, udara panas pun mampu membuat kulit jadi bermasalah. Iritasi bakal rentan terjadi karena kulit cenderung kering akibat kehilangan kelembapan.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kelembapan kulit terlebih saat keluar ruangan. Gunakan pelembap atau
moisturizer ditambah tabir surya untuk menangkal sinar ultraviolet (UV).
4. Sakit kepalaJika akhir-akhir ini merasakan sakit kepala secara tiba-tiba, maka udara panas bisa jadi salah satu penyebabnya.
Perubahan suhu udara bisa saja terjadi mendadak. Namun, tubuh tak bisa cepat beradaptasi dengan perubahan itu.
5. Sistem imun menurunTubuh rentan terkena penyakit saat suhu udara berubah-ubah. Orang perlu bijak dalam mengonsumsi minuman atau makanan dingin. Selain itu, rajin mencuci tangan juga diperlukan untuk menjauhkan diri dari bakteri.
(els/asr)