Menunggu Dua Tahun Adalah Waktu Ideal untuk Kehamilan Kedua

CNN Indonesia
Jumat, 02 Nov 2018 09:18 WIB
Menunggu kurang dari satu tahun untuk kehamilan berikutnya berisiko tinggi bagi perempuan.
Ilustrasi (StockSnap/Freestocks.org)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wanita yang menginginkan momongan di usia 30-40 tahun kerap kudu berhadapan dengan dilema risiko kehamilan. Selain itu, mereka juga kudu mengatur berapa lama waktu jeda yang dibutuhkan untuk mendapatkan kehamilan berikutnya.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of American Medical (JAMA) menyimpulkan bahwa menunggu kurang dari satu tahun untuk kehamilan kedua menimbulkan risiko tinggi. Hal itu didapatkan dari menganalisis sekitar 150 ribu kehamilan di Kanada dalam kurun waktu 2004-2014.

"Pesannya adalah bahwa kehamilan yang berjarak dekat berisiko bagi wanita dari segala usia," ujar salah seorang penulis studi, Laura Schummers, dari University of British Columbia, melansir AFP. Wanita disarankan untuk menunggu 18-24 bulan setelah melahirkan untuk kehamilan berikutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Interval kehamilan dihitung sebagai lama jeda waktu antara kelahiran satu anak ke kelahiran berikutnya.

Untuk wanita usia di atas 35 tahun, risiko komplikasi muncul saat kehamilan dimulai tiga, enam, atau sembilan bulan setelah kelahiran sebelumnya.

Sementara itu, kehamilan yang dijadwalkan dalam waktu cepat juga akan meningkatkan risiko bagi bayi. Risiko ini termasuk kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi di tahun pertama kehidupan, berat lahir yang rendah, dan prematur.


Ketika kehamilan dimulai enam bulan setelah kelahiran sebelumnya, risiko kelahiran prematur meningkat 59 persen dibandingkan kehamilan yang dimulai 18 bulan setelah kehamilan pertama.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri merekomendasikan interval kehamilan selama 24 bulan.

"Temuan ini meyakinkan wanita untuk menimbang-nimbang risiko yang ada dilihat dari usia dan interval kehamilan," ujar Schummers. (asr/chs)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER