Jakarta, CNN Indonesia --
Bir merupakan salah salah golongan
minuman fermentasi yang kerap ditemui di pasaran. Bir menjadi pelepas dahaga dan teman bersantai bagi banyak orang.
Tak cuma buatan luar negeri, bir juga hadir dari racikan orang Indonesia. Salah satunya adalah Bali Hai.
CNNIndonesia.com berkesempatan mengunjungi pabrik pembuatan bir Bali Hai di kawasan Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Saat berkunjung pada Selasa (13/11), tampak sejumlah 'peracik' bir tengah bekerja di areanya masing-masing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Brew Cellar Manager PT Bali Hai Brewery Indonesia (BHBI), Antonius Kurnia, menjelaskan bahwa pada dasarnya pembuatan bir terbagi menjadi dua bagian. Pertama adalah proses pembuatan bir alias
brew, di mana bahan mentah diolah menjadi komponen gula dengan rantai yang lebih sederhana. Kedua adalah proses fermentasi atau penyimpanan.
Bahan utama pembuatan bir meliputi
malt atau gandum, bunga hops, ragi, dan air. Siang itu, tampak truk-truk kontainer besar memasok gandum yang kemudian akan disimpan di dalam silo demi mempertahankan kualitas. Pabrik dapat mengolah lebih dari 50 ton gandum dalam sekali jalan.
Proses berikutnya dilakukan di area pengolahan bahan baku. Di sana, gandum akan dicuci dan dipisah dari kulit ari. "Lalu digiling, kemudian ia (gandum) pecah menjadi bubur yang kita sebut
mash," ujar Kurnia di sela-sela tur pabrik pembuatan bir Bali Hai.
Dari area itu, bubur gandum diboyong menuju area pembuatan bir alias
brew house. Perpindahannya tak melibatkan tenaga manusia. Kedua area ini terhubung dengan pipa besi berukuran besar.
 Area pabrik Bali Hai, Tambun, Bekasi, Jawa Barat. (dok. PT Bali Hai Brewery Indonesia) |
Memasuki area itu, kami disuguhi tangki-tangki berukuran besar. Ruang cukup panas, mewakili apa yang dialami si bubur gandum.
Bubur gandum dimasukkan ke dalam tangki untuk dipanaskan hingga suhu 60 derajat Celcius. Larutan gandum akan berproses menjadi rantai gula sederhana berkat bantuan enzim yang dihasilkannya.
Uji iodin--pengujian kandungan karbohidrat--memungkinkan petugas mengetahui apakah proses ini sudah bisa dikatakan rampung atau belum. Selanjutnya, bubur gandum akan dimasukkan ke dalam tangki kedua yang disebut
lauter tun. Di sana, bubur gandum dipisahkan dari kotoran yang turut ikut dalam proses pengolahan.
Berikutnya, bubur gandum itu dimasukkan ke dalam tangki lain. Di tangki yang ketiga, bubur gandum dididihkan kembali hingga 100 derajat Celcius. Dalam tahap ini pula, kata Kurnia, bunga hops dimasukkan.
"Bunga hops memberikan rasa pahit, busa, serta antimikrobial," kata Kurnia.
Terakhir, hasil olahan beberapa tahap itu kembali dimasukkan ke dalam tangki. Di sini, hasil olahan diistirahatkan hingga suhu menurun di angka 90 derajat Celcius.
Fermentasi dan pengemasanProses berikutnya disebut cellar yang meliputi fermentasi dan filtrasi. Suhu hasil olahan dalam proses fermentasi di dalam tangki tak boleh dalam keadaan panas. Dalam perjalanan menuju tangki, cairan akan didinginkan hingga suhu 9 derajat Celcius.
Hasil olahan yang sudah dingin ditambahkan dengan ragi. Di dalam tangki, terjadi proses konversi gula menjadi alkohol dan karbondioksida. Proses ini memakan waktu hingga 28 hari.
Perjalanan belum usai. Hasil olahan yang telah terfermentasi masuk ke dalam tahap filtrasi. Tujuannya untuk menangkap kotoran serta ragi.
"Ini,
kan, bir masih keruh, sehingga perlu disaring agar menjadi bening," jelas Kurnia.
Dalam sekali proses, Kurnia mengaku pihaknya bisa menghasilkan 500 ribu hektoliter atau 20 ribu karton bir dalam sehari.
Di sini, bir akan dikemas, baik dalam bentuk kaleng, botol, atau barel. Namun, harus dipastikan agar rongga udara pada botol dihilangkan. Tujuannya agar tak ada oksigen untuk menghindari oksidasi.
Setelah dikemas, bir akan disimpan di dalam ruang minim cahaya untuk menjaga kualitas bir. "Musuh utama bir itu udara dan cahaya," pungkas Kurnia.
(asr)