Jakarta, CNN Indonesia --
Kusta atau lepra bukan
penyakit kulit biasa. Penyakit yang satu ini bisa menyebar ke organ tubuh lain, menyebabkan kecacatan termasuk menjalar ke mata dan mengakibatkan
kebutaan.Kusta sendiri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium leprae dan ditularkan melalui udara. Bakteri ini menyerang kulit, saraf perifer, saluran pernapasan atas, dan mata.
"Kuman lepra tidak hanya berakibat pada kecacatan kulit, lepra juga menyerang mata yang menimbulkan gangguan sampai kebutaan," ujar ahli mata, dr Yunia Irawati saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com di tengah kesibukannya berpraktik di Jakarta Eye Center, Menteng, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah penelitian menyebutkan sebanyak 70-75 persen penderita kusta di dunia mengalami permasalahan pada mata. Sekitar 10-50 persen penderita mengalami kelainan mata parah dan 5 persen berujung kebutaan.
Yunia menjelaskan, bakteri lepra pertama sekali bakal menyerang kulit. Oleh karena itu, gejala awal yang muncul ialah berupa bercak-bercak di beberapa atau seluruh bagian tubuh. Bakteri lepra lalu bakal menyebar lewat saraf-saraf perifer.
"Ada saraf tujuh atau saraf fasialis yang ikut terdampak dan bisa menyebabkan gangguan pada mata. Penyebaran ini harus dicegah supaya tidak semakin parah," ucap Yunia yang merupakan staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Saat bakteri lepra menyerang saraf fasialis, Yunia menuturkan, akan terjadi beberapa kemungkinan pada mata. Pertama, mata dapat menutup dengan tidak sempurna. Hal ini disebabkan oleh saraf fasialis yang berada di kelopak mata.
Ketika mata menutup tak sempurna, bagian hitam pada mata tidak terlindungi dengan baik sehingga meningkatkan risiko infeksi, peradangan di permukaan mata, dan kerusakan kornea.
"Ketika peradangan berulang, maka bisa mengakibatkan katarak," ujar Yunia.
Kelopak mata juga dapat melipat ke dalam, sehingga bulu mata bisa menyentuh bola mata. Bagian pinggir bola mata juga bisa mengarah ke luar. Timbul pula anestesi pada mata atau kondisi tidak sadar ada benda yang dapat menusuk mata.
Menurut Yunia, penyebaran kusta dari kulit ke mata dapat berlangsung secara cepat. Dalam banyak kasus, penyebaran kusta dari kulit ke mata membutuhkan waktu lama. Beberapa gangguan pada mata bahkan terjadi saat pasien telah dinyatakan sembuh dari kusta.
"Masalah pada mata ini umumnya timbul di kemudian hari. Walaupun pasien sudah bebas dari pengobatan, tapi gejala lain bisa timbul," ungkap Yunia.
Dalam program pengabdian masyarakat FKUI, Katamataku, Yunia menemukan banyak mantan penderita lepra yang memiliki masalah pada mata. Dari 265 penderita di Karangsari, Tangerang, 87 persen memiliki kecacatan pada tangan, 92 persen pada kaki, dan 52 persen pada mata.
Sebanyak 43 persen mengalami masalah kerontokan alis, 26 persen katarak, dan 20 persen sensibilitas kornea berkurang. Selain itu, sebanyak 17 persen bulu mata masuk ke dalam dan 15 persen kelopak mata tidak bisa tertutup.
Agar lepra tidak menyerang mata, Yunia meminta pasien lepra untuk lebih peka terhadap perubahan kondisi pada mata. Gangguan pada mata dapat dicegah jika ditemukan pada tahap awal.
"Pasien harus sadar kalau tiba-tiba matanya ada sesuatu, bisa segera ke dokter. (Gangguan mata) seperti merah, tidak bisa menutup, atau ketajaman berkurang," tutur Yunia.
(ptj/asr)