Jakarta, CNN Indonesia -- Depresi bisa disebabkan karena banyak hal. Kehidupan percintaan, masalah keluarga, pekerjaan, dan hal-hal lainnya bisa menyebabkan depresi.
Namun penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ternyata remaja perempuan lebih mudah depresi dibandingkan remaja laki-laki. Studi mengungkap bahwa hal ini disebabkan oleh lamanya perempuan mengakses dan menghabiskan waktu mereka di sosial media.
Penelitian yang melakukan wawancara dengan sekitar 11 ribu anak berusia 14 tahun dalam Millennium Cohort Study menemukan bahwa remaja putri banyak menghabiskan waktu di media sosial dibandingkan laki-laki. Mereka juga menunjukkan tanda-tanda depresi yang terkait dengan interaksi mereka di Instagram, WhatsApp, dan Facebook.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tingginya angka depresi pada perempuan dibanding laki-laki erat hubungannya dengan lamanya mereka menghabiskan waktu di media sosial, perundungan online, dan kurang tidur. Semua hal ini menyebabkan mereka jadi punya
mood yang sangat buruk dan terafiliasi dengan depresi.
Setidaknya 2 dari 5 remaja perempuan berselancar di media sosial setidaknya tiga jam per hari, data ini dibandingkan dengan lima teman laki-lakinya. Sementara itu 1 dari 10 remaja pria tak menggunakan media sosial sama sekali. Sedangkan hanya 4 persen remaja putri yang mengatakan kalau mereka tak pakai media sosial.
"Perempuan (khususnya remaja perempuan), kewalahan menghadapi semua aspek tersebut dalam hidup mereka dibandingkan laki-laki," kata Yvonne Kelly, ketua penelitian dari University College London, dikutip dari
Guardian.
"Hubungan antara media sosial dan gejala depresi lebih kuat di remaja perempuan dibanding laki-laki. Untuk remaja perempuan, semakin lama memakai media sosial maka semakin meningkat juga gejala depresinya."
Dalam penelitian juga disebutkan bahwa setidaknya tiga per empat dari remaja perempuan berusia 14 tahun yang menderita depresi juga memiliki percaya diri yang rendah, tak bahagia dengan penampilan mereka, serta tidur kurang dari tujuh jam setiap malamnya.
Penulis studi mengungkapkan bahwa media sosial juga membuat pola tidur rusak, khususnya untuk anak 14 tahun dan menambah parah gejala depresi. Sekitar 5,4 persen remaja perempuan mengaku kalau mereka tidur kurang dari tujuh jam. Sementara untuk remaja laki-laki hanya 2,7 persen.
Penulis mengungkapkan bahwa gangguan tidur pada anak muda gara-gara media sosial disebabkan karena mereka selalu tidur larut dan terbangun cepat karena adanya 'pesan' dari ponsel di samping tempat tidurnya.
"Ini seperti pertanyaan lebih dulu mana antara ayam dan telur. Mana yang lebih dulu membuat anak-anak tak puas, apakah karena mereka tak puas dengan tubuhnya dan menyebabkan mereka tak punya teman sehingga menghabiskan banyak waktu di media sosial, atau sebaliknya?" kata Stephen Scott, direktur psikologi, psiaktri, dan neuroscience di Kings's College London.
"Tapi tak dimungkiri, kalau penggunaan media sosial yang berlebihan akan menggiring pada kurangnya kepercayaan diri dan masalah kesehatan mental."
(chs/chs)