Jakarta, CNN Indonesia -- Turis yang datang ke Islandia untuk wisata musim dingin diimbau untuk berhati-hati jika memilih berkeliling dengan mengendarai kendaraan. Pasalnya sudah terjadi beberapa kecelakaan lalulintas akibat banyak yang tidak paham cara berkendara di musim dingin.
Islandia menjadi salah satu destinasi wisata musim dingin yang populer di Eropa. Salah satunya karena banyak turis mancanegara yang datang untuk menyaksikan fenomena alam berupa Cahaya Utara.
Jumlah turis yang datang bahkan lebih banyak daripada jumlah penduduk di Islandia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fenomena alam ini sering terlihat di kawasan utara, namun tidak ada yang bisa menjamin waktu penampakannya.
Banyak turis yang datang berkelompok dengan agen perjalanan wisata, tapi tak sedikit yang datang dengan menyetir kendaraan sendiri.
Pihak kepolisian Islandia mengatakan tak banyak turis yang memiliki keahlian berkendara saat musim dingin, sehingga dikhawatirkan kasus kecelakaan semakin meningkat.
"Cuaca di Islandia berubah setiap lima menit, begitu juga dengan kondisi medan jalanannya," kata Johannes Sigfusson dari Departemen Kepolisian Akureyri.
"Dalam hitungan menit, jalan yang kering bisa berubah menjadi dingin dan licin.
"Risiko kecelakaan semakin meningkat saat tengah malam, terutama jika pengemudi mulai mengantuk."
Sebanyak 18 orang yang tewas dalam kecelakaan lalu lintas di Islandia pada tahun 2018, setengah dari mereka adalah turis mancanegara. Saat itu kendaraan yang mereka tumpangi jatuh dari jembatan dan masuk ke jurang.
[Gambas:Instagram]Penampakan Cahaya Utara atau Aurora Borealis tergantung kondisi langit dan polusi cahaya yang terjadi di kawasan.
Pemerintah Islandia mengoperasikan perkiraan Cahaya Utara setiap hari, berdasarkan pengamatan matahari dalam tiga hari terakhir. Dari perkiraan tersebut, turis bisa mendatangi kawasan yang mendapat paparan Cahaya Utara.
Kawasan yang dituju biasanya yang bebas dari polusi cahaya, seperti gunung atau lembah yang jalann curam dan minim penerangan. Belum lagi medannya yang sempit dan licin.
Selain pengemudi yang mengantuk, banyak juga pengemudi yang nekat tak menyalakan lampu mobilnya saat berkendara karena takut kendaraannya memamaparkan polusi cahaya.
Kecelakaan banyak terjadi saat pengemudi menginjak rem mobil secara mendadak karena melihat Cahaya Utara. Mobilnya lalu ditabrak dari belakang.
Di musim dingin, matahari di Islandia bersinar hanya dari pukul 11.39 pagi sampai 02.43 malam. Singkatnya siang membuat orang harus menahan kantuknya jika ingin memburu Cahaya Utara. Ditambah lagi saat harus berkendara dengan penerangan yang buram.
Pihak berwenang mengatakan bahwa kawasan Reykjavik, Akureyri, dan daerah lainnya memiliki agen perjalanan wisata yang melayani wisata Cahaya Utara. Turis yang tidak ingin mengambil risiko berkendara disarankan ikut dalam tur tersebut.
Bukan hanya soal kelalaian turis yang mengemudi. Sebanarnya infrastruktur jalanan di Islandia juga belum semaju industri pariwisatanya.
Masih banyak jalanan sempit yang setiap harinya dilewati ribuan kendaraan turis. Bahkan masih ada jembatan yang memiliki satu jalur.
Infrastruktur ini tadinya terbilang cukup untuk melayani 350 ribu penduduk Islandia. Namun kemudian turis menyerbu.
[Gambas:Instagram]"Mengemudi di jalan musim dingin Islandia itu sulit. Pasti, "kata Jeremy Tan, seorang turis asal Singapura yang berencana mengendarai mobil sewaannya selama berwisata di Islandia.
"Jalanan gelap dan angin kencang adalah sesuatu yang tidak biasa saya terka."
Hingga saat ini penampakan Cahaya Utara masih sulit ditebak. Namun tak lama lagi, berkat kerja sama Chinese Polar Research Institute, munculnya fenomena alam itu semakin bisa diprediksi.
Lokasi penelitiannya di lembah terpencil, utara Akureyri.
Penelitian akan dimulai pada akhir tahun ini, yang merupakan bagian dari ambisi China menaklukan Arktik.
Gunnlaugur Bjornsson, astrofisikawan di Universitas Islandia, adalah salah satu ilmuwan lokal yang terlibat dalam proyek ini, mengatakan kepada
Associated Press bahwa prediksi mengenai Cahaya Utara masih harus diteliti lebih lanjut.
"Prediksi cuaca sulit. Prediksi Aurora bahkan lebih,"katanya.
"Kita hanya harus menunggu dan melihat, seperti dengan gempa bumi."
(ard)