Jakarta, CNN Indonesia -- Orang menganggap bahwa lemak adalah biang kerok dari berat badan yang terus meningkat. Oleh karenanya ketika mendengar kata lemak, banyak orang merinding ketakutan.
Bendera perang terhadap lemak seolah dikibarkan apalagi bagi mereka yang menjalankan program diet.
Ahli gizi Emilia Achmadi menuturkan ketakutan berlebih akan lemak seringkali berlebihan dan tidak rasional. Padahal jika disadari, lemak pun memainkan peranan penting bagi fungsi tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sekian kalori yang diperlukan tubuh, 30 persen di antaranya harus mengandung lemak. Dia memberikan contoh jika rata-rata kebutuhan kalori harian sebanyak dua ribu kalori, maka 30 persen atau 600 kalori adalah lemak.
"Lemak itu jahat?
You're the one who choose the bad fat," kata Emilia saat temu media bersama Bertolli di Almond Zhuccini, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (24/1).
Ada dua kesalahan umum saat orang mengonsumsi lemak, yakni terlalu banyak dan lemak berkualitas buruk misal lemak jenuh. Lemak jenuh sebaiknya dihindari atau tidak dikonsumsi dalam jumlah besar.
Emilia menyarankan untuk mengonsumsi jenis lemak tidak jenuh tunggal.
"Sumber utamanya adalah minyak zaitun. Dalam minyak zaitun, lemak tidak jenuh tunggalnya di atas 70 persen," imbuhnya.
Bahaya kekurangan lemakAsupan lemak sehat harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jika konsumsi berlebihan, kata Emilia, orang bisa mengalami kelebihan berat badan, aterosklerosis (penyempitan dan penebalan arteri akibat tumpukan plak), tekanan darah tinggi serta kadar kolesterol naik.
Kekurangan asupan lemak pun tak kalah bahaya. Apa saja?
1. Ketidakseimbangan hormon (hormonal imbalance)Bicara soal hormon, ini terkait semua jenis kelamin yakni laki-laki dan perempuan. Salah satu contoh kecil, kekurangan lemak bisa mengakibatkan depresi karena berkaitan dengan hormon serotonin.
Dihimpun dari berbagai sumber, lemak berfungsi untuk sintesis hormon dan neurotransmiter, termasuk bagi hormon serotonin. Hormon serotonin berperan untuk menciptakan perasaan damai dan tenang. Kekurangan asupan lemak artinya kinerja serotonin terhambat.
2. Suhu badan tak stabil"Kontrol temperatur tubuh adalah tugas lemak," kata Emilia.
Sel lemak pada tubuh tersebar banyak di bawah permukaan kulit. Lemak menjaga temperatur tubuh agar tetap hangat. Jika tubuh kekurangan lemak, akibatnya bisa fatal.
Dia memberikan contoh orang kekurangan lemak dan berolahraga. Olahraga terlalu lama bahkan di bawah terik matahari bisa mengakibatkan overheating atau kenaikan suhu badan drastis. Orang bisa pingsan bahkan terkena serangan jantung.
3. Fungsi kognitif tergangguOtak tak hanya terdiri dari air. Lemak pun menyumbang komposisi susunan otak. Konsumsi lemak tak sehat dan kekurangan lemak otomatis membuat fungsi berpikir atau kognitif terganggu.
4. Penyerapan vitamin tergangguBeberapa vitamin tak bisa begitu saja diserap oleh tubuh. Emilia berkata vitamin A, D, E dan K memerlukan lemak sebagai medium agar bisa diserap tubuh.
"Jadi kalau kita tidak makan lemak dalam jumlah sesuai, kekurangan vitamin-vitamin itu akan langsung terjadi," katanya.
"Kalau enggak ada lemak, itu masalah."
(els/chs)