Jakarta, CNN Indonesia -- Perayaan Tahun Baru
Imlek bagi warga keturunan China di Kota
Palu, Provinsi Sulawesi Tengah tidak akan dilakukan secara meriah seperti tahun-tahun sebelumnya. Rangkaian agenda
pariwisata pun tidak akan menghiasi Imlek di kota Palu tahun ini.
Seorang keturunan Tionghoa yang tinggal di Kota Palu, Cik Fang, menuturkan Imlek tahun ini akan dilaksanakan secara sederhana, mengingat kondisi pasca bencana gempa, tsunami dan likuefaksi menghantam kota tersebut.
"Perayaan Imlek tahun ini akan dilakukan dengan banyak berdoa saja. Tidak ada lagi pakai perayaan seperti adanya Tarian Barongsai, seperti tahun-tahun sebelumnya," ujar Cik Fang, seperti yang dikutip dari Antara, Senin (4/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya tahun ini perayaan Imlek akan lebih menonjolkan tentang empati, kepedulian warga Tionghoa kepada masyarakat pasca bencana yang telah menelan ribuan korban jiwa.
"Makanya, tahun ini kami banyak berdoa saja. Berdoa untuk kebaikan bersama, berharap kita bebas dari bencana, bangsa aman dan sejahtera," katanya.
Warga Tionghoa akan memanjatkan doa dalam perayaan Imlek tahun ini, untuk korban bencana di Sulteng.
Selain itu, mereka juga akan mengumpulkan sumbangan suka rela dari sesama, yang kemudian hasilnya dibagikan kepada yang membutuhkan.
"Sumbangan yang sudah dikumpulkan akan digunakan untuk kegiatan sosial. Misalnya, digunakan untuk membantu anak-anak di panti asuhan dan lain sebagainya termasuk untuk saudara yang menjadi korban bencana," ujarnya.
Sebelumnya Bupati Donggala, Sulawesi Tengah, Kasman Lassa, mengungkapkan terdapat sekitar 17 ribu rumah warga di daerahnya rusak dihantam gempa, tsunami dan tanah longsor pada akhir September 2018.
Hal ini menyebabkan berbagai sektor lumpuh, termasuk pariwisata. Bencana di Palu merupakan bagian dari rentetan bencana di Indonesia yang membuat banyak pelancong mancanegara membatalkan kunjungannya ke Indonesia.
Sampai dengan hari ini, beberapa lokasi yang terdampak bencana termasuk Palu masih dalam tahap pemulihan pasca bencana. Banyak pihak yang berharap pemulihan ini dapat berlangsung cepat, sehingga para pelaku wisata bisa kembali beraktivitas seperti semula.
(agr)