
Baru Ada Sembilan Alat Peringatan Tsunami di Bali
ANTARA, CNN Indonesia | Senin, 11/02/2019 16:25 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengharapkan Bali memiliki lebih banyak sirene tsunami untuk penguatan kesiapsiagaan bencana. Dalam pengadaannya pemerintah setempat dapat bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat.
"Belum lama ini, Plt Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali yang masih dipegang Bapak Dewa Putu Mantera telah melakukan konsultasi ke BNPB terkait pengajuan penambahan 10 sirene Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina -TEWS) tersebut," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin, seperti yang dikutip dari Antara pada Minggu (10/2).
Pemerintah Provinsi Bali sesungguhnya sudah dua kali mengajukan bantuan penambahan sepuluh sirene tsunami ke BNPB, yakni pada 2012 dan kemudian yang terakhir pada 2019.
Untuk rencana lokasi penempatan sepuluh sirene Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS) yakni sebanyak lima unit untuk di kawasan bagian barat Bali yakni di Pantai Candikusuma, Pantai Yehembang, Pantai Surabrata, Pantai Yehgangga, dan Pantai Petitenget.
Sedangkan lima unit lagi untuk ditempatkan di bagian timur yakni di kawasan Pantai Lebih, Pantai Kusamba, Pelabuhan Padang Bai, Pantai Candi Dasa, dan Pantai Jasi.
"Dari hasil konsultasi dengan BNPB yang diterima Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho disampaikan bahwa penganggaran penambahan sepuluh sirene tsunami untuk Bali di tahun 2019 memang belum ada di BNPB. Tetapi surat permohonan tersebut akan tetap diajukan kepada Kepala BNPB," ujar Rentin yang baru lima hari menjabat Kepala BPBD Bali itu.
"Menyitir masukan dari Bapak Sutopo, bentuk sirene yang murah dan andal dalam kebencanaan, pernah dibangun oleh BNPB di beberapa daerah seperti di Bantul dan Sumbar, dengan teknologi radio berjumlah total 160 unit yang telah dibangun pada tahun 2014, dengan harga setiap unit Rp70 juta - Rp100 juta," ucapnya.
Selain itu, BNPB menyarankan agar di Bali dibangun museum kebencanaan sebagai wadah pendidikan sekaligus rekreasi bagi masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa.
Rentin menambahkan, sebelumnya ada sembilan titik sirene yang sudah terpasang yakni di Pantai Sanur, Kedonganan, Tanjung Benoa, Seminyak, BTDC Nusa Dua, Kuta, Pulau Serangan, Seririt, dan Tanah Lot.
"Bapak Gubernur sebelumnya saat menerima audiensi Kepala BMKG Wilayah III Denpasar mengatakan mempersilakan BPBD Bali untuk mengajukan tambahan sirene tsunami ke pusat. Tetapi jika tidak ada kepastian dari pemerintah pusat, menurut Bapak Gubernur ke depan perlu dikaji untuk dianggarkan dari APBD," katanya.
[Gambas:Instagram]
(ard)
"Belum lama ini, Plt Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali yang masih dipegang Bapak Dewa Putu Mantera telah melakukan konsultasi ke BNPB terkait pengajuan penambahan 10 sirene Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina -TEWS) tersebut," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin, seperti yang dikutip dari Antara pada Minggu (10/2).
Untuk rencana lokasi penempatan sepuluh sirene Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS) yakni sebanyak lima unit untuk di kawasan bagian barat Bali yakni di Pantai Candikusuma, Pantai Yehembang, Pantai Surabrata, Pantai Yehgangga, dan Pantai Petitenget.
Sedangkan lima unit lagi untuk ditempatkan di bagian timur yakni di kawasan Pantai Lebih, Pantai Kusamba, Pelabuhan Padang Bai, Pantai Candi Dasa, dan Pantai Jasi.
"Dari hasil konsultasi dengan BNPB yang diterima Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho disampaikan bahwa penganggaran penambahan sepuluh sirene tsunami untuk Bali di tahun 2019 memang belum ada di BNPB. Tetapi surat permohonan tersebut akan tetap diajukan kepada Kepala BNPB," ujar Rentin yang baru lima hari menjabat Kepala BPBD Bali itu.
"Menyitir masukan dari Bapak Sutopo, bentuk sirene yang murah dan andal dalam kebencanaan, pernah dibangun oleh BNPB di beberapa daerah seperti di Bantul dan Sumbar, dengan teknologi radio berjumlah total 160 unit yang telah dibangun pada tahun 2014, dengan harga setiap unit Rp70 juta - Rp100 juta," ucapnya.
Selain itu, BNPB menyarankan agar di Bali dibangun museum kebencanaan sebagai wadah pendidikan sekaligus rekreasi bagi masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa.
Rentin menambahkan, sebelumnya ada sembilan titik sirene yang sudah terpasang yakni di Pantai Sanur, Kedonganan, Tanjung Benoa, Seminyak, BTDC Nusa Dua, Kuta, Pulau Serangan, Seririt, dan Tanah Lot.
"Bapak Gubernur sebelumnya saat menerima audiensi Kepala BMKG Wilayah III Denpasar mengatakan mempersilakan BPBD Bali untuk mengajukan tambahan sirene tsunami ke pusat. Tetapi jika tidak ada kepastian dari pemerintah pusat, menurut Bapak Gubernur ke depan perlu dikaji untuk dianggarkan dari APBD," katanya.
[Gambas:Instagram]
(ard)
ARTIKEL TERKAIT

Agenda Akhir Pekan Minggu Ini
Gaya Hidup 1 minggu yang lalu
5 Destinasi Sepi Turis di Bali
Gaya Hidup 1 minggu yang lalu
Tingkat Hunian Hotel di Bali Meningkat Jelang Imlek
Gaya Hidup 2 minggu yang laluPariwisata Pandeglang Mulai Berbenah Usai Tsunami
Gaya Hidup 2 minggu yang lalu
Santai di Bibir Tebing Uluwatu
Gaya Hidup 3 minggu yang lalu
Indonesia, Negara Kepulauan yang Dikeroyok Sampah
Gaya Hidup 3 minggu yang lalu
BACA JUGA

Gubernur Jatim Khofifah Mimpikan Ruangan Seperti BNPB
Nasional • 15 February 2019 19:55
40 Ribu Warga Palu Masih Bertahan di Tenda Pengungsi
Nasional • 11 February 2019 12:01
Galian Tambang Jadi Faktor Penyebab Bencana Banjir Sulsel
Nasional • 01 February 2019 20:21
BNPB: Banjir Sulsel, Bencana Terbesar Sepanjang Januari 2019
Nasional • 31 January 2019 21:00
TERPOPULER

Mengenal Perimenopause, Saat Siklus Menstruasi Mulai Kacau
Gaya Hidup • 1 jam yang lalu
Makanan-makanan yang Mewarnai Perayaan Cap Go Meh
Gaya Hidup 1 jam yang lalu
Alasan Jawaban 'Oke' Terasa Tak Ramah di Lingkungan Kerja
Gaya Hidup 2 jam yang lalu