Jakarta, CNN Indonesia -- Jangan takut
mengimunisasi anak dengan
vaksin Measless & Rubella (MR) untuk mencegah campak dan rubela. Penelitian terbaru menunjukkan vaksin campak, gondong, dan rubela tidak meningkatkan risiko
autisme pada anak.
Studi yang dipublikasikan di jurnal
Annals of Internal Medicine ini meneliti penggunaan vaksin MR pada lebih dari 650 ribu anak yang lahir di Denmark pada 1999-2010.
Kesehatan anak-anak, seperti diagnosis gangguan spektrum autisme, dilacak hingga 2013. Faktor risiko seperti usia orang tua, diagnosis autisme pada saudara kandung, kelahiran prematur, dan berat badan rendah saat lahir juga ikut dipertimbangkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasilnya, vaksin MR tidak meningkatkan risiko autisme pada anak-anak yang tidak dianggap berisiko dan juga tidak memicu autisme pada anak-anak yang berisiko.
Dari 650 ribu anak yang dianalisis, lebih dari 95 persen anak menerima vaksin MR dan hanya 6.517 yang didiagnosis menderita autisme. Peneliti tak menemukan hubungan antara vaksin dan autisme tersebut.
Pemimpin penelitian, Anders Hviid menyatakan, studi ini membuktikan secara ilmiah bahwa vaksin MR tak menyebabkan autisme. Kabar ini banyak beredar di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dan menimbulkan ketakutan orang tua yang hendak memberikan imunisasi pada anak.
"Kabar bahwa vaksin menyebabkan autisme masih ada dan tersebar di media sosial," ujar HViid dari Statens Serum Institute, Denmark, mengutip
CNN.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meyakinkan keluarga untuk melakukan vaksin MR.
Kasus campak kini tengah mengalami peningkatan signifikan secara global sebesar 48,4 persen pada tahun 2018, salah satu penyebabnya adalah ketakutan memberi vaksin.
(ptj/asr)