Berdebat di Media Sosial dengan Bijak saat Ramadan

CNN Indonesia
Jumat, 17 Mei 2019 12:14 WIB
Saat berpuasa, seseorang dilarang berdebat secara negatif di media sosial. Perdebatan yang berujung perpecahan dilarang dalam Islam.
Ilustrasi (YashilG/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berdebat di media sosial telah menjadi kebiasaan banyak orang di zaman kiwari. Di bulan Ramadan, perdebatan diperbolehkan asal ditujukan untuk kemaslahatan orang banyak.

KH Ahmad Ishomuddin mengatakan, perdebatan umumnya terjadi lantaran adanya perbedaan pendapat terhadap satu objek. Hal ini disebabkan oleh sudut pandang yang juga berbeda.

"Tak jarang perbedaan pendapat itu berujung pada perdebatan," kata dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam perspektif Islam, lanjutnya, tak seluruh perdebatan diharamkan. Allah SWT pernah berfirman, 'Berdebatlah kalian dengan perdebatan yang sebaik-baiknya'. Firman tersebut menjelaskan bahwa tak semua perdebatan dinilai haram.

"Beberapa perdebatan perlu dilakukan demi mencari kebenaran dan titik temu," katanya. Perdebatan untuk mencari kemaslahatan bagi banyak orang diperkenankan dalam Islam.

Namun, tak jarang perdebatan di zaman kiwari mengarah pada perpecahan. Pasalnya, yang dicari bukanlah kebenaran untuk titik temu, melainkan sekadar adu mulut.

Tak jarang perdebatan ini diwarnai oleh kalimat-kalimat yang menyinggung pihak lawan. "Tak jarang pula muncul fitnah," katanya.

Secara langsung, perdebatan negatif semacam itu, lanjut dia, dikategorikan sebagai hal-hal yang diharamkan dalam Islam. Alih-alih membawa kemaslahatan, perdebatan justru berujung kemafsadahan atau kehancuran.

Seyogianya, media sosial hadir untuk berdebat mencari titik temu dan kebenaran. "Orang-orang yang berpuasa hendaknya menghindari perdebatan negatif yang berujung perpecahan," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN] (edh/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER