Jakarta, CNN Indonesia -- Waktu yang sempit membuat seorang
wanita karier berusia paruh baya kerap melupakan
olahraga. Hal itu tak bisa disepelekan, sebab
kebugaran fisik berpengaruh terhadap
kesehatan mental kaum hawa.
Hal itu ditemukan dalam studi terbaru yang dilakukan sejumlah peneliti Singapura. Penelitian menemukan, kekuatan fisik yang lemah dapat mendorong munculnya gejala depresi dan kecemasan pada wanita.
"Studi kami menunjukkan korelasi yang menarik antara pikiran dan tubuh. Kekuatan fisik sangat terkait dengan kesehatan mental," kata salah satu penulis studi dari National University of Singapore, Eu-Leong Yong, melansir
Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian dilakukan dengan menyebar kuesioner untuk menilai seberapa sering wanita mengalami gejala yang terkait dengan kecemasan dan depresi selama satu pekan. Beberapa gejala yang dipantau di antaranya perasaan sedih, khawatir, kehilangan minat, kelelahan, masalah tidur, dan menurunnya nafsu makan.
Sebelum kuesioner disebar, para peneliti telah lebih dulu memantau kekuatan fisik 1.100 wanita pada bagian tubuh atas dan bawah. Peserta penelitian rata-rata berusia 45-69 tahun.
Hasilnya, sebanyak 180 wanita berusia 45-54 tahun melaporkan gejala depresi dan kecemasan. Namun, gejala yang dihadapi tak terkait dengan status menopause, karakteristik sosiodemografi atau variabel gaya hidup seperti merokok dan konsumsi alkohol.
Kekuatan genggaman tangan yang lemah dikaitkan dengan peningkatan gejala depresi dan kecemasan sebanyak 68 persen. Sementara lamanya seorang wanita untuk menyeimbangkan tubuh saat berdiri setelah duduk terkait dengan peningkatan gejala sebesar 33 persen.
"Wanita paruh baya pekerja secara global berada dalam posisi yang sangat sulit. Terjebak di antara anak-anak, orang tua, suami, dan komitmen kerja," ujar Yong.
Wanita, kata Yong, mengorbankan diri dalam menghadapi semua tuntutan yang dihadapinya. Tak jarang pula mereka mengabaikan kebutuhan pribadi.
Yong menyarankan para wanita karier untuk memprioritaskan olahraga agar menjaga tubuh tetap bugar meski didera kesibukan harian.
"Olahraga itu menyenangkan dan bebas biaya. Ini akan meringankan suasana hati. Luangkan waktu untuk olahraga," ujar Yong.
Kendati demikian, belum jelas hubungan sebab-akibat seperti apa yang muncul antara gejala gangguan kesehatan mental dengan kebugaran tubuh pada wanita karier. Hubungan antara keduanya tak dapat ditemukan dalam studi korelasional ini.
Sebelumnya, sejumlah penelitian telah menemukan bahwa olahraga aerobik seperti joging, renang, dan bersepeda berpengaruh pada suasana hati. Olahraga jenis itu dapat menimbulkan perasaan senang pada seseorang.
[Gambas:Video CNN] (nad/asr)