Dilarang 'Mengetuk' Semangka di Italia

CNN Indonesia
Minggu, 30 Jun 2019 00:21 WIB
Sebuah perbincangan tentang larangan mengetuk semangka viral di media sosial. Warga China meresponsnya dengan guyon.
Ilustrasi semangka (Foto: condesign/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Memukul semangka dengan ibu jari biasa dilakukan banyak orang untuk mengetes kesegaran buah. Namun, sebuah perbincangan viral di media sosial tentang larangan mengetuk semangka.

Sebuah perbincangan menyebar di media sosial Weibo. Mengutip Metro, perbincangan itu muncul akibat unggahan foto tentang salah satu supermarket di Italia yang memasang imbauan kepada pengunjung untuk tidak mengetuk semangka.

Pihak supermarket berpikir bahwa 'semangka tidak akan menanggapi'. Namun, belum jelas apakah imbauan itu bersifat serius atau bercanda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk beberapa alasan, orang China percaya bahwa larangan tersebut ditujukan untuk mereka. Pasalnya, kebiasaan mengetuk semangka sering dilakukan oleh orang China.

Merespons hal tersebut, larangan malah dijadikan bahan guyon oleh warga China. Mereka beramai-ramai mengunggah foto dan video saat tengah mengetuk dan bertindak seolah-olah mendapat respons dari semangka.

Meski terkesan aneh, tapi aksi ini dinilai sangat menghibur.

Mengetuk semangka dilakukan untuk mengetes kesegaran buah. Jika timbul suara hampa, dipercaya bahwa semangka telah matang. Sebaliknya, jika suara terdengar penuh, semangka dipastikan belum matang.

Namun, beberapa supermarket diketahui terbiasa memasang larangan mengetuk buah. Pasalnya, hal tersebut dipercaya akan membuat buah rusak.

Viral soal larangan mengetuk semangka ini hanyalah satu dari sekian banyak hal yang membuat orang China merasa bahwa keberadaan mereka di dunia sangat diperhatikan. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri China membantah laporan yang menyebut tentang salah satu perusahaan makanan di negaranya yang menguliti manusia dan menjualnya ke Afrika sebagai daging kornet.

[Gambas:Video CNN] (nad/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER