Jakarta, CNN Indonesia --
Junk food atau
makanan cepat saji tak baik bagi tubuh karena dapat memicu obesitas. Pada bayi dan
balita, makanan cepat saji bahkan memberikan dampak yang lebih buruk, yakni
stunting dan
kurang gizi.Penelitian terbaru di Nepal menunjukkan, makanan cepat saji seperti biskuit, keripik, mi instan, dan minuman manis membuat bayi kekurangan gizi dan mengalami pertumbuhan yang buruk.
Studi yang dipublikasikan di
Journal of Nutrition ini mendapati, makanan cepat saji membuat bayi kehilangan vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian ini dilakukan pada 745 anak berusia 12-23 bulan di Lembah Kathmandu, Nepal. Ini merupakan penelitian pertama yang melihat efek nutrisi makanan ringan yang diberikan kepada anak kecil di negara berpenghasilan rendah. Penelitian ini dilakukan oleh organisasi kesehatan global, Helen Keller International.
Peneliti menemukan, semua anak mengonsumsi junk food. Seperempat dari kalori bayi bahkan berasal dari makanan cepat saji.
"Mengetahui seperempat dari semua kalori yang dikonsumsi bayi-bayi ini berasal dari makanan dan minuman yang tidak sehat, bagi saya itu mengejutkan. Prevalensi konsumsi makanan ini semakin meningkat. Kami melihatnya secara global," kata peneliti Alissa Pries, dikutip dari
The Guardian.
Anak yang mendapat kalori dari makanan tinggi gula, tinggi garam, dan tinggi lemak memiliki tubuh yang lebih pendek atau mengalami indikasi
stunting dibandingkan dengan anak seusia mereka yang makan
junk food lebih sedikit.
Anak yang banyak mengonsumsi makanan cepat saji cenderung memiliki nutrisi yang tidak memadai karena kekurangan protein, kalsium, zat besi, vitamin A, dan seng.
"Pada anak-anak kecil, dalam konteks di mana akses ke makanan bergizi terbatas, studi ini menandakan bahwa
junk food juga dapat berkontribusi terhadap kekurangan gizi," ucap Pries.
[Gambas:Video CNN] (ptj/asr)