Hikayat Singkat Lembah Baliem

CNN Indonesia
Rabu, 24 Jul 2019 15:20 WIB
Lembah Bailem ditemukan pertama kali secara tidak sengaja pada tahun 1938 dalam sebuah ekspedisi yang dipimpin Richard Archbold.
Lembah Bailem ditemukan pertama kali secara tidak sengaja pada tahun 1938 dalam sebuah ekspedisi yang dipimpin Richard Archbold. (Lasthib via wikimedia commons (CC-BY-SA-4.0))
Jakarta, CNN Indonesia -- Festival Budaya Lembah Baliem, yang telah dilaksanakan sejak tahun 1989, telah memberi dampak positif bagi Papua karena acara ini tak sekadar menjadi sebuah ikon.

Ada beragam gelaran budaya yang selalu ditampilkan dan dilombakan setiap tahun saat acara ini berlangsung. Tentunya semuanya berkaitan dengan keragaman yang ada di Lembah Baliem.

Tapi sayangnya belum banyak yang tahu tentang Lembah Baliem, dan sejarah yang mengiringinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip buku profil Festival Budaya Lembah Baliem 2019, Rabu (24/7), kawasan ini ditemukan pertama kali secara tidak sengaja dalam sebuah ekspedisi ilmiah yang dipimpin Richard Archbold.



Tim ekspedisi yang disponsori oleh American Museum of Naturally History (AMNH) ini, melintas dan 'bertemu' dengan Lembah Baliem pada 23 Juni 1938.

Saat melintas di udara, Richard Archbold melihat lembah yang luas dari kaca jendela pesawat dan melakukan pendaratan. Lembah ini kemudian disebut olehnya dengan nama Lembah Agung.

Usai ekspedisi yang dipimpin Richard Archbold, ada tim ekspedisi lain di bawah pimpinan Kapten Teerink dan Letnan van Areken, melakukan pendaratan di danau Yugima (Danau Habema).

Tim ekspedisi ini melakukan perjalanan menuju arah Lembah Baliem melalui kampung Ibele, dan mereka mendirikan base camp di Lembah Baliem. Setelah era ekspedisi tersebut, Lembah Baliem terus memberikan kesempatan kepada dunia luar untuk masuk ke dalamnya.



Hal ini membuat dunia perlahan menjadi saksi masyarakat Pegunungan Tengah masih sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaannya, dan memiliki keterampilan untuk membangun kehidupannya sesuai dengan apa yang dimilikinya.

Salah satu bentuk penghormatan kepada leluhur mereka adalah, mumi dari jenazah orang-orang yang memiliki jasa besar di Lembah Baliem. Proses mumi ini dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan alami.

Selain jasad mumi, ragam budaya tradisional di Lembah Baliem adalah perumahan tradisional (honai), pola kehidupan bermasyarakat, perkampungan yang masih sederhana, hingga eksotisme alam.

Berkunjung ke pasar-pasar tradisional juga direkomendasikan, bagi mereka yang ingin mendapatkan berbagai potret kehidupan serta kebiasaan warga masyarakat Pegunungan Tengah dalam bertransaksi hasil pertanian mereka.

[Gambas:Video CNN] (agr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER