Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan orang di kota Bunol, Provinsi Valencia,
Spanyol, nampak menunggu sebuah momen. Setiap tangan mereka menggenggam
tomat dalam jumlah yang banyak, bahkan tersedia berpeti-peti tomat di sepanjang jalan itu.
Ketika waktu yang ditunggu tiba, mereka akhirnya saling melancarkan serangan. Tomat-tomat di tangan mereka beterbangan tak terhindarkan dan tanpa arah.
Kacau namun menyenangkan, itulah dua kata yang tepat untuk mendeskripsikan La Tomatina atau festival perang tomat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
La Tomatina berlangsung sejak 1945 pada hari Rabu terakhir dari bulan Agustus, selama pekan festival Bunol.
Mengutip Reuters, Kamis (29/8), tahun ini la Tomatina membutuhkan 145 ton tomat matang atau yang terlampau matang. Diperkirakan lebih dari 20 ribu orang mengikuti festival ini.
Sejarah la Tomatina berawal dari ketidaksengajaan, namun karena dirasa menyenangkan akhirnya dilakukan secara rutin setiap tahun.
Biasanya pertempuran berlangsung selama satu jam, setelah sebagian besar area di alun-alun kota penuh dengan tomat.
Truk pemadam kebakaran kemudian masuk ke area dan partisipan biasanya menggunakan air dari selang truk tersebut untuk menghilangkan noda tomat yang berada di tubuhnya.
Beberapa partisipan pergi mengunjungi kolam Los Penones untuk membilas tubuh. Tingkat keasaman dari tomat membuat permukaan yang berada di sekitar kota menjadi bersih.
Sejak tahun 2013 partisipan di festival ini mulai dibatasi bagi yang memiliki tiket berbayar.
Karena sudah menjadi festival tahunan, pihak pemerintah kota aturan demi keselamatan para partisipan.
Misalnya adalah para peserta harus meremas tomat sebelum melempar agar tidak melukai partisipan lain, berhenti melempar tomat setelah terdengar tembakan pistol kedua, mengikuti arahan dari pihak keamanan, dilarang melempar botol atau benda keras, dan tidak diperbolehkan merobek atau melempar baju
[Gambas:Video CNN]
(reuters/agr)