Jakarta, CNN Indonesia -- Anak dari selebriti Gisella Anastasia dan Gading Marten yang akrab disapa
Gempi belum lama ini dikabarkan mengalami mata minus dan silinder saat usianya masih empat tahun.
Gangguan penglihatan seperti minus, plus, dan silinder dapat terjadi pada segala usia mulai dari lahir, anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua. Kondisi refraksi mata ini dapat disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan.
Mata minus sendiri dikenal juga dengan istilah rabun jauh atau miopia. Berikut sejumlah tips yang dapat dilakukan untuk mencegah mata minus pada anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Batasi waktu
Dokter spesialis mata Yunia Irawati dari Jakarta Eye Center menyarankan agar setiap orang tua mengawasi kebiasaan anak dalam menonton atau membaca.
Anak usia pertumbuhan sebaiknya tidak melihat sesuatu dalam jarak dekat dalam waktu yang lama, seperti menonton tv, bermain gadget, dan membaca buku. Kebiasaan ini dapat memicu bola mata melebar sehingga menyebabkan mata minus.
"Kebiasaan menonton, melihat gadget adalah faktor kebiasaan yang bisa membuat dinding bola mata itu molor," kata Yunia yang juga merupakan akademisi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Berdasarkan penelitian, anak-anak disarankan hanya melihat layar selama 45-60 menit dalam sehari.
2. Selingan
Biasakan anak untuk rutin melihat objek berjarak jauh. Yunia menyebut kategori objek jarak jauh yakni objek dengan jarak minimal 6 meter.
Di era digital ini, orang tua sebaiknya mengajak anak untuk menyelingi kegiatan melihat layar dengan melihat objek jarak jauh.
"Misalnya, anak punya tugas di komputer, bisa kerjakan selama 45 menit, lalu selang 15 menit untuk melihat yang jauh di luar rumah," ujar Yunia.
3. Aktivitas luar ruangan
Ketimbang banyak bermain di rumah dengan jarak pandang terbatas, anak disarankan untuk memperbanyak kegiatan di luar ruangan. Aktivitas di luar ruangan seperti bermain di taman dapat membantu anak melihat objek yang jauh.
Penelitian juga menunjukkan, cahaya alami yang ada di ruang terbuka dapat membantu memperlambat perkembangan mata minus.
4.Kenali kebiasaan anak
"Waspada jika anak yang kerap menonton dekat walaupun sudah diperintahkan untuk mundur, bisa jadi karena memang kesulitan melihat, tapi anak tidak bisa mengungkapkannya karena masih kecil," kata Yunia.
Bila anak mengalami kondisi ini, baiknya mata anak diperiksa agar mendapatkan penanganan yang cepat dan memiliki peluang untuk kembali normal.
5. Cek mata balita
Orang tua sebaiknya rutin memeriksakan kondisi mata anak. Yunia menyebut saat yang paling tepat untuk memeriksakan mata anak adalah saat berusia 0-2 tahun dan diulang kembali secara berkala saat berusia 2-6 tahun.
Masa-masa pertumbuhan ini merupakan masa krusial untuk mata sehingga apabila ditemukan mata minus, maka dapat dikoreksi secara cepat. Deteksi dini ini penting untuk mencegah perkembangan mata minus atau rabun jauh.
[Gambas:Video CNN] (ptj/ayk)