Reaksi Nestle Disebut Produsen Limbah Plastik Terbesar Dunia

Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 13 Sep 2019 04:30 WIB
Greenpeace sebut Nestle sebagai produsen limbah plastik terbesar dunia sehingga menimbulkan reaksi dari perusahaan itu.
Ilustrasi (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Greenpeace menyebut Nestle sebagai produsen plastik terbesar dunia. Plastik-plastik dari produk mereka telah membuat polusi tanah dan lautan. Nestle juga dianggap kurang memberi perhatian untuk mengatasi masalah limbah plastik yang mereka buat.

Menanggapi hal ini, Nestle lantas bereaksi dengan membuat institut penelitian untuk mengembangkan kemasan yang lebih ramah lingkungan. Kemasan ini nantinya akan digunakan untuk produk-produk mereka sekaligus mengurangi limbah plastik. Dengan demikian, Nestle menangani masalah ini dengan tangannya sendiri ketimbang mengandalkan pemasoknya.

"Terdapat nama kami dari tiap kemasan (plastik), jadi kami ingin berperan aktif untuk mencari solusinya," kata Kepala Eksekutif Nestle Mark Schneider pada hari Kamis (12/9) pada pelantikan Nestle Institute of Packaging Sciences di Lausanne, Swiss, seperti dilaporkan Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembuat cokelat batangan KitKat dan kopi instan Nescafe telah berjanji untuk membuat kemasannya 100 persen dapat didaur ulang atau digunakan kembali pada tahun 2025. Hal inilah yang menjadi salah satu area fokus institut baru Nestle di Lausanne, Swiss barat.

Sebanyak 50 karyawan institut ini bekerja erat dengan staf lain dari pusat penelitian Nestle di sana serta ilmuwan eksternal dan perusahaan startup. Upaya kolaboratif ini bertujuan untuk memproduksi bahan pembungkus sederhana yang memiliki lapisan lebih sedikit dan lebih mudah untuk didaur ulang. Selain itu diharapkan marerial baru ini juga bisa dibuat kompos dan mudah terurai mikroorganisme (biodegradable).

Dalam tur institut itu, para ilmuwan juga menunjukkan botol-botol air yang seluruhnya terbuat dari bahan-bahan daur ulang dan menjelaskan upaya perusahaan untuk membuat kertas dengan kualitas yang lebih baik untuk menjaga produk Nestle tetap segar.

Nestle menolak untuk mengungkapkan ukuran investasinya dalam inisiatif tersebut. Namun, perusahaan itu menyebut teknologi yang dikembangkan oleh institut tersebut dapat dilisensikan kepada pihak ketiga.

"Kami melakukan investasi awal yang penting, jadi tentu saja kami pada akhirnya ingin melihat penjualan atau royalti konsumen yang lebih tinggi," kata CEO Schneider.

Nestle juga mengatakan ingin mencapai emisi gas rumah kaca bersih pada tahun 2050. Hal serupa juga sempat dilontarkan Maersk, raksasa pengiriman kontainer, tahun lalu.

Selain mencari kemasan alternatif, Nestle juga berusaha membuat jejak lingkungan lebih baik pada produk makanan dan minuman nabati mereka. Mereka juga membuat inisiatif penanaman pohon, perbaikan rantai pasokan susu, dan menggunakan 100 persen energi terbarukan. (eks)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER