Jakarta, CNN Indonesia -- Kondisi fisik dan psikis
ibu hamil turut berpengaruh terhadap perkembangan
bayi. Studi teranyar menemukan, tingkat
stres saat hamil memengaruhi perkembangan fungsi otak pada anak.
Para peneliti dari King's College London memeriksa efek stres saat kehamilan pada perkembangan fungsi otak 251 bayi lahir prematur. Tingkat stres ibu diukur dengan kuesioner mengenai beragam momen stres, mulai dari pindah rumah hingga perceraian.
Partisipan diberikan skor tingkat stres berdasarkan jumlah stresor yang dialami dan seberapa parah efeknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menemukan, ibu yang lebih stres selama kehamilan dan periode sebelum persalinan, berpengaruh [terhadap perkembangan otak] bayi," ujar pemimpin studi, Alexandra Lautarescu, mengutip
The Independent.Studi yang dipublikasikan dalam jurnal
Biological Psychiatry ini menyebut, bayi dari seorang ibu yang mengalami lebih banyak stres sebelum persalinan berisiko lahir dengan gangguan fungsi otak.
Area yang terpengaruh itu disebut
uncicate fasciculus. Area ini merupakan saluran materi putih yang menghubungkan bagian-bagian dari sistem limbik yang bertanggung jawab untuk memori dan emosi jangka panjang ke bagian korteks orbifrontal yang terkait dengan pengambilan keputusan.
"Tak ada seorang pun yang bertanya pada wanita perihal stres dan mereka [ibu hamil] tidak memperoleh dukungan," kata Lautarescu.
Dengan hasil penelitian ini, Lautarescu mengimbau agar layanan antenatal menyadari pentingnya untuk memberikan perhatian pada tekanan stres yang dirasakan ibu hamil.
Lautarescu dan kawan-kawan bukan yang pertama menemukan kaitan antara stres saat hamil dengan perkembangan fungsi otak anak. Pada September lalu, sebuah studi menemukan, remaja dua kali lipat berisiko mengalami hiperaktif jika ibu kerap cemas saat hamil.
[Gambas:Video CNN] (els/asr)