Jakarta, CNN Indonesia --
Obesitas menjadi kondisi yang perlu diwaspadai. Itu sebabnya, dunia rutin memperingati
World Obesity Day setiap tahunnya. Sejumlah kampanye terus dilakukan untuk membangun kesadaran, menstimulasi dan mendukung aksi nyata untuk mencapai
berat badan sehat dan memerangi obesitas.
Sudah ada banyak kasus obesitas yang patut jadi perhatian sekaligus peringatan untuk semua orang. Bulan lalu, Satia Putra, bocah tujuh tahun asal Karawang, Jawa Barat meninggal dengan bobot 110 kilogram. Dihimpun dari berbagai sumber, kepergian Satia berawal dari batuk dan sesak napas. Puskesmas tak mampu merawat sehingga dirujuk ke rumah sakit di Bandung. Namun belum sampai terpenuhi, Satia meninggal dunia.
Selain Satia, ada beberapa kasus obesitas yang cukup menghebohkan publik. Mengutip beberapa sumber, berikut di antaranya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Lu Hao - ChinaPada 2011 silam, media dikejutkan dengan kehadiran Lu Hao, balita obesitas asal China. Di usia 3 tahun, berat badannya sudah hampir 60 kilogram. Bobot Lu Hao lima kali lipat bobot normal balita seusianya.
Melansir dari
Huffington Post, saat lahir berat badan Lu Hao justru dinilai kurang yakni hanya sekitar 2 kilogram. Orang tuanya pun berniat menurunkan berat badan sang anak hanya saja ini bukan persoalan mudah.
Lu Hao malas berjalan kaki dan memilih naik motor saat berangkat ke sekolahnya. Dia pun 'tantrum' saat makanan yang diberikan lebih sedikit dan ringan. Sang ayah, Lu Yuncheng mengaku anaknya bisa menyantap tiga mangkuk nasi dan tidak berhenti menangis jika keinginannya tidak terpenuhi.
2. Justin Painter - ASBerbeda dengan Lu Hao, Justin Painter memiliki bobot 113 kilogram di usia 7 tahun. Bocah asal Carolina Utara, Amerika Serikat ini meramaikan media di sekitar 2007 silam. Pekerja sosial Polk County sempat mengancam akan mengambil Justin dari sang ibu, Joyce Painter karena bobotnya ini. Pekerja sosial menganggap sang ibu melakukan pembiaran pada sang anak.
Fox News melaporkan sang ibu sudah berjuang mencari solusi atas bobot anaknya. Lebih dari satu dokter ia datangi dan tak ada satupun yang bisa memberikan jawaban pasti penyebab obesitas Justin. Painter mengamati kenaikan berat badan ekstrem Justin dimulai dari usia 3 tahun.
Para dokter hanya menyarankan Painter untuk mengawasi asupan makanannya. Selain itu dia pun berusaha membuat Justin terus bergerak aktif.
"Saya melakukan yang terbaik yang saya bisa untuk membuatkan makanan sehat dan segalanya. Jika saya melakukan kesalahan, tunjukkan, tunjukkan mana yang salah...jika ada sesuatu yang seharusnya tidak saya miliki, tunjukkan sehingga saya bisa membuangnya," ungkap Painter dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV.
3. Dzhambulat Khatokhov - RusiaGuiness Book of Records menganugerahkan gelar bocah terberat di dunia buat Dzhambulat Khatokhov di 2003 silam. Saat itu, dia yang berusia 9 tahun memiliki bobot 146,1 kilogram. Khatokhov pun mendadak populer. Namun di balik popularitas sang anak, Nelya Kabardarkova musti menerima konsekuensi berupa tuduhan bahwa dirinya yang membuat Khatokhov obesitas.
Akan tetapi dia menampik semuanya. Kabardarkova berdalih dirinya hanya ingin mendukung sang putra yang mau menjadi pegulat.
Perhatian dunia tersedot pada Khatokhov. Mengutip dari Alcherton, Ian Campbell, salah satu ahli obesitas dunia asal Inggris mendatangi Si pegulat cilik. Di sebuah klinik di Moskow, Khatokhov diperiksa. Hasil menunjukkan dia memang memiliki tulang setara dengan remaja berusia 15 tahun. Namun saat tes anabolic steroids (penyebab kelainan pertumbuhan tulang), hasilnya negatif.
Campbell pun menyarankan pada sang ibu untuk menjaga pola makan untuk mencapai berat badan yang sehat. Namun Kabardarkova bersikukuh anaknya sehat dan layak menjadi pegulat.
4. Jessica Leonard - ASGelar 'Bocah 8 tahun terberat di dunia' pernah disandang Jessica Leonard. Di 2002, Leonard pernah menjadi bintang tamu di program televisi Maury Povich untuk pertunjukan bertajuk 'My Five Year Old Weighs 230 Pounds' (Anak 5 tahun saya berbobot 104 kilogram).
Semakin bertambah usia, berat badannya meroket hingga di angka 420 pounds atau sekitar 190 kilogram. Melansir dari Inspire More, Leonard dikenal gemar makan dan ngemil. "Dia ingin makan hampir tiap dua jam," kata sang ibu, Carolyn Leonard.
Hobinya ini membuat berat badan naik bahkan kedua kakinya tak sanggup menopang badannya. Dia musti berguling untuk berpindah tempat.
Persoalan berat badan pun akhirnya membuat Leonard mengalami gangguan pernapasan. Setelah dilarikan ke East Tennessee Children's Hospital, dia pun dirujuk ke klinik obesitas di Virginia. Upaya orang tua dan bantuan klinik membuat Leonard mampu menurunkan berat badan hingga menjadi 145 kilogram. Dia pun bisa kembali ke rumah dan bersekolah meski masih perlu pengawasan dan diet ketat.
5. Titi WatiAwal 2019, nama Titi Wati sontak menarik perhatian publik. Berkat bobotnya yang mencapai 350 kilogram, perempuan 37 tahun ini barangkali adalah perempuan terberat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Camilan berupa gorengan dan es krim ditengarai sebagai penyebab obesitas ekstrem yang diderita Titi. Titi mengaku sudah menjalani diet hingga konsumsi obat herbal untuk menurunkan berat badannya, tetapi nihil.
Titin, begitu ia akrab disapa, akhirnya menjalani prosedur operasi bariatrik. Berat badannya pun berangsur menurun berkat operasi.
6. Aria Permana
 Aria Permana (10), anak dengan 'Severe Obesity' atau Kegemukan yang amat sangat. (Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi) |
Obesitas juga dialami Aria Permana. Pada 2017 lalu, Aria memiliki bobot mencapai 192 kilogram di usia 12 tahun. Aria pun sulit berjalan dan bersekolah karena kaki tidak sanggup menopang berat badannya.
Seperti Titi, Aria juga terpaksa menjalani operasi bariatrik. Lambung Aria 'dipangkas' hingga menyisakan sepertiga bagian. Cara ini membuat Aria cepat merasa kenyang sehingga asupan yang masuk ke tubuh tidak berlebih.
Operasi bariatrik pun membuahkan hasil. Berat badannya turun hingga 109 kilogram.
7. Yudi HermantoPertengahan 2016, Yudi Hermanto keluar dari pekerjaannya dan menganggur. Sejak saat itu pula kebiasaan makannya menjadi tidak terkontrol. Di 2017, pria asal Karawang ini memiliki bobot mencapai 310 kilogram.
Yudi sempat menjalani perawatan di RSUD Karawang. Namun nyawanya tak tertolong setelah mengalami sesak napas dan kejang. Yudi pun meninggal setelah sepekan dirawat.
(els/ayk)