Pengobatan untuk Ibu Hamil yang Terkena Toksoplasma

CNN Indonesia
Senin, 21 Okt 2019 16:29 WIB
Dalam unggahannya di vlog beberapa waktu lalu, Tantri Kotak pernah didiagnosis positif toksoplasma. Apa sebenarnya toksoplasma dan bagaimana pengobatannya?
Ilustrasi. Pengobatan yang tepat dapat menghalau toksoplasma pada ibu hamil. (Istockphoto/Sasiistock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Toksoplasma yang tak diobati pada ibu hamil dapat berbahaya bagi kesehatan janin. Namun, tak perlu khawatir karena pengobatan yang tepat dapat mencegah infeksi toksoplasmosis menyerang janin, seperti yang terjadi pada Tantri personel grup band Kotak.

Melalui sebuah unggahan di Instagram dan Vlog di YouTube pada Agustus lalu, Tantri Kotak menyebut dokter sempat mendiagnosis ia positif toksoplasma pada kehamilan anak keduanya ini. Dokter lalu memberikan sejumlah antibiotik. Dalam pemeriksaan berikutnya, janin yang dikandung Tantri dinyatakan sehat dan tidak memiliki risiko yang membahayakan.

Penyakit toksoplasma merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini seringkali terdapat di kotoran kucing atau daging yang belum matang. Pada orang biasa, infeksi ini sebenarnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, pada ibu hamil, toksoplasma dapat menular dari ibu ke janin melalui plasenta. Janin yang terinfeksi toksoplasma dapat berisiko keguguran dan kecacatan.


Toksoplasma pada kehamilan ditandai dengan gejala seperti pegal-pegal, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, demam, dan kelelahan. Diagnosis toksoplasma dapat diketahui melalui tes darah untuk memeriksa antibodi terhadap parasit tersebut.

Dokter yang dapat menangani toksoplasma adalah dokter ahli kandungan dan juga dokter ahli virus. Tantri Kotak sempat berkonsultasi dengan dokter ahli kandungan dan ahli virus di Singapura.

Dikutip dari Mayo Clinic, jika bumil dinyatakan terinfeksi toksoplasmosis, dokter bakal melakukan serangkaian tes untuk mengetahui apakah si bayi juga ikut terinfeksi. Tes yang direkomendasikan yaitu amniosentesis dan scan ultrasound.


Jika bayi dinyatakan berisiko, dokter biasanya akan meresepkan sejumlah obat berupa antibiotik untuk mencegah kondisi yang berbahaya. Obat yang diberikan tergantung pada usia kehamilan.

Dokter akan terus memantau kondisi bayi selama masa kehamilan dan juga setelah lahir. (ptj/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER