
LANCONG SEMALAM
Menjajal Wisata Horor, Kaki Panas sampai 'Pundak Digelayuti'
Titi Fajriyah, CNN Indonesia | Kamis, 31/10/2019 13:25 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Menjelang Halloween tahun ini, saya dan teman saya mendaftar untuk menjadi peserta Jakarta Mystical Tour, alias wisata horor mengelilingi lokasi legenda urban di Jakarta.
Tak hanya susunan acaranya yang membuat saya ngeri. Tarif peserta sebesar Rp350 ribu juga membuat saya deg-degan. Sudah membayar semahal itu tapi saya malah berniat tidak mau ketemu makhluk gaib apapun di sepanjang perjalanan nanti.
Harga tersebut sudah termasuk transportasi, makanan kecil, kopi, air mineral, pemandu wisata, P3K, biaya tol dan parkir serta pendampingan dari seorang paranormal yang kami sapa, Bang Daud, yang diharapkan bisa menjaga peserta dari makhluk gaib usil atau kesurupan.
Sudah membayar ratusan ribu tentu saja saya dan teman saya bersemangat untuk mengikuti tur ini. Tapi menjelang sore, saya dirundung kecemasan: bagaimana jika yang ikut hanya lima orang? Kepada siapa saya akan berlindung? Bagaimana jika saya kesurupan tapi Bang Daud juga sedang sibuk menyembuhkan peserta lain?
Sampai di tempat kumpul peserta yang berada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, perasaan saya sedikit lega, karena nyatanya ada lebih dari 40 orang yang ikut dalam rombongan.
Sebelum naik bus pariwisata, ada satu peserta yang membawa alat pendeteksi gelombang elektromagnetik (EMF). Tujuannya agar bisa mendeteksi keberadaan makhluk gaib yang mungkin berada di dekat kami.
EMF adalah semacam alat untuk mendeteksi adanya makhluk lain di sekitar kita. Alatnya mirip dengan yang digunakan dalam film 'Ghostbuster'.
Sementara ia menjelaskan kegunaan alat itu, saya berdoa semoga alat tersebut tidak akan pernah bunyi.
Terowongan Casablanca
Perjalanan dimulai sekitar pukul 20.30 dari kawasan Kuningan, Jakarta Selatan menuju Terowongan Casablanca sebagai destinasi pertama. Lalu lintas Jakarta yang masih ramai di Jumat malam itu membuat kami hanya bisa melintas di bawah kolong.
Pemandu wisata juga menjelaskan kenapa Terowongan Casablanca menjadi salah satu destinasi horor di Jakarta. Bang Daud bercerita, dulunya Terowongan Casablanca adalah kuburan Menteng Pulo yang berdampingan dengan rumah penduduk.
"Banyak kisah yang terjadi di sini. Sebuah cerita yang mengatakan dalam proses pembangunan jalan, ada kuburan yang setelah dibongkar jenazahnya masih utuh. Kabarnya karena dia menganut ilmu hitam," ucap Bang Daud menjelaskan.
Dari Terowongan Casablanca, bus melaju melewati jalan di samping kuburan Menteng Pulo mengarah ke Plaza Festival.
Di jalan itu, tiba-tiba EMF milik peserta tur bernama Panji mengeluarkan sinyal berwarna kuning mendekati merah.
Sinyal yang dikeluarkan EMF milk Panji tersebut menandakan bahwa ada gelombang elektromagnetik cukup besar yang sedang berada di dekat kami.
Namun, ketika EMF di bawa ke bagian belakang bus sinyal tersebut hilang dan berubah warna menjadi hijau yang artinya 'aman'.
Sembilan destinasi horor masih harus kami datangi, tapi saya sudah ingin pulang karena ketakutan.
Taman Langsat
Perjalanan kemudian dilanjutkan ke arah Blok M, tepatnya ke Taman Langsat. Sebenarnya saya sering melewati jalan ini, tapi tidak pernah merasakan ada hal aneh atau menyeramkan. Mungkin karena saya datang saat hari masih terang.
Dijelaskan oleh pemandu, Taman Langsat merupakan tempat penampungan bibit tanaman, namun pada saat ini telah ditingkatkan fungsinya menjadi area penyuluhan pertamanan dan beberapa fasilitas yang dapat dipergunakan untuk umum.
Namun banyaknya pohon yang berada di Taman Langsat memunculkan banyak mitos misteri di dalamnya.
Baru kali ini saya menyambangi Taman Langsat kala malam. Saat berada di sana, beberapa kali saya sempat merasakan merinding di sekujur tubuh seolah menandakan ada sesuatu yang ganjil di dalamnya.
Bahkan saya melihat fenomena yang menurut saya agak aneh. Yaitu ketika sebuah pohon, hanya satu daunnya yang bergerak seperti berputar dengan kencang, sementara daun lainnya terlihat tenang karena memang tidak terasa angin yang bertiup kala itu.
"Ya, itu ada sosok makhluk besar di pohon itu. Tapi dia tidak jahat dan tidak akan ganggu," ucap Bang Daud memberikan penjelasan.
Percaya atau tidak, hingga saat ini saya juga masih memikirkannya.
Rumah Kentang Prapanca
Kemudian perjalanan berlanjut ke Rumah Kentang di kawasan Prapanca. Lokasinya tepat berada di sebelah Dharmawangsa Square atau tepat di belakang restoran Plataran. Sebuah rumah besar dengan cat putih tepat di belokan.
Mengingat kondisi jalan yang masih cukup ramai dan lokasinya berada di jalan yang agak sempit, kami tidak turun dari bus. Kami hanya melihat secara seksama ke arah rumah tersebut dari balik kaca bus.
Konon kabarnya, nama rumah kentang berasal dari cerita mitos yang menyebut dulunya ada seorang ibu yang bekerja sebagai jasa katering.
Sang ibu sedang merebus kentang dalam kuali besar yang lalu ditinggalkannya sebentar. Tanpa pengawasannya, anaknya bermain di dekat kuali itu lalu tercebur di dalamnya.
Saat sang ibu kembali ke dapur, sang anak sudah tewas dengan sekujur badan yang melepuh.
Sejak kejadian itu, kabarnya jarang ada penghuni yang betah menempati rumah tersebut sehingga dibiarkan kosong sampai saat ini.
Sang anak yang meninggal bersama rebusan kentang itu pun disebut-sebut sering mendatangi penghuni untuk meminta tolong sambil kesakitan.
Pengalaman wisata horor di Jakarta masih berlanjut ke halaman berikutnya...
Tak hanya susunan acaranya yang membuat saya ngeri. Tarif peserta sebesar Rp350 ribu juga membuat saya deg-degan. Sudah membayar semahal itu tapi saya malah berniat tidak mau ketemu makhluk gaib apapun di sepanjang perjalanan nanti.
Harga tersebut sudah termasuk transportasi, makanan kecil, kopi, air mineral, pemandu wisata, P3K, biaya tol dan parkir serta pendampingan dari seorang paranormal yang kami sapa, Bang Daud, yang diharapkan bisa menjaga peserta dari makhluk gaib usil atau kesurupan.
Sudah membayar ratusan ribu tentu saja saya dan teman saya bersemangat untuk mengikuti tur ini. Tapi menjelang sore, saya dirundung kecemasan: bagaimana jika yang ikut hanya lima orang? Kepada siapa saya akan berlindung? Bagaimana jika saya kesurupan tapi Bang Daud juga sedang sibuk menyembuhkan peserta lain?
Sampai di tempat kumpul peserta yang berada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, perasaan saya sedikit lega, karena nyatanya ada lebih dari 40 orang yang ikut dalam rombongan.
Sebelum naik bus pariwisata, ada satu peserta yang membawa alat pendeteksi gelombang elektromagnetik (EMF). Tujuannya agar bisa mendeteksi keberadaan makhluk gaib yang mungkin berada di dekat kami.
EMF adalah semacam alat untuk mendeteksi adanya makhluk lain di sekitar kita. Alatnya mirip dengan yang digunakan dalam film 'Ghostbuster'.
Sementara ia menjelaskan kegunaan alat itu, saya berdoa semoga alat tersebut tidak akan pernah bunyi.
![]() |
Terowongan Casablanca
Perjalanan dimulai sekitar pukul 20.30 dari kawasan Kuningan, Jakarta Selatan menuju Terowongan Casablanca sebagai destinasi pertama. Lalu lintas Jakarta yang masih ramai di Jumat malam itu membuat kami hanya bisa melintas di bawah kolong.
Pemandu wisata juga menjelaskan kenapa Terowongan Casablanca menjadi salah satu destinasi horor di Jakarta. Bang Daud bercerita, dulunya Terowongan Casablanca adalah kuburan Menteng Pulo yang berdampingan dengan rumah penduduk.
"Banyak kisah yang terjadi di sini. Sebuah cerita yang mengatakan dalam proses pembangunan jalan, ada kuburan yang setelah dibongkar jenazahnya masih utuh. Kabarnya karena dia menganut ilmu hitam," ucap Bang Daud menjelaskan.
![]() |
Dari Terowongan Casablanca, bus melaju melewati jalan di samping kuburan Menteng Pulo mengarah ke Plaza Festival.
Di jalan itu, tiba-tiba EMF milik peserta tur bernama Panji mengeluarkan sinyal berwarna kuning mendekati merah.
Sinyal yang dikeluarkan EMF milk Panji tersebut menandakan bahwa ada gelombang elektromagnetik cukup besar yang sedang berada di dekat kami.
Namun, ketika EMF di bawa ke bagian belakang bus sinyal tersebut hilang dan berubah warna menjadi hijau yang artinya 'aman'.
Sembilan destinasi horor masih harus kami datangi, tapi saya sudah ingin pulang karena ketakutan.
![]() |
Taman Langsat
Perjalanan kemudian dilanjutkan ke arah Blok M, tepatnya ke Taman Langsat. Sebenarnya saya sering melewati jalan ini, tapi tidak pernah merasakan ada hal aneh atau menyeramkan. Mungkin karena saya datang saat hari masih terang.
Dijelaskan oleh pemandu, Taman Langsat merupakan tempat penampungan bibit tanaman, namun pada saat ini telah ditingkatkan fungsinya menjadi area penyuluhan pertamanan dan beberapa fasilitas yang dapat dipergunakan untuk umum.
Namun banyaknya pohon yang berada di Taman Langsat memunculkan banyak mitos misteri di dalamnya.
![]() |
Baru kali ini saya menyambangi Taman Langsat kala malam. Saat berada di sana, beberapa kali saya sempat merasakan merinding di sekujur tubuh seolah menandakan ada sesuatu yang ganjil di dalamnya.
Bahkan saya melihat fenomena yang menurut saya agak aneh. Yaitu ketika sebuah pohon, hanya satu daunnya yang bergerak seperti berputar dengan kencang, sementara daun lainnya terlihat tenang karena memang tidak terasa angin yang bertiup kala itu.
"Ya, itu ada sosok makhluk besar di pohon itu. Tapi dia tidak jahat dan tidak akan ganggu," ucap Bang Daud memberikan penjelasan.
Percaya atau tidak, hingga saat ini saya juga masih memikirkannya.
Rumah Kentang Prapanca
Kemudian perjalanan berlanjut ke Rumah Kentang di kawasan Prapanca. Lokasinya tepat berada di sebelah Dharmawangsa Square atau tepat di belakang restoran Plataran. Sebuah rumah besar dengan cat putih tepat di belokan.
Mengingat kondisi jalan yang masih cukup ramai dan lokasinya berada di jalan yang agak sempit, kami tidak turun dari bus. Kami hanya melihat secara seksama ke arah rumah tersebut dari balik kaca bus.
Konon kabarnya, nama rumah kentang berasal dari cerita mitos yang menyebut dulunya ada seorang ibu yang bekerja sebagai jasa katering.
![]() |
Sang ibu sedang merebus kentang dalam kuali besar yang lalu ditinggalkannya sebentar. Tanpa pengawasannya, anaknya bermain di dekat kuali itu lalu tercebur di dalamnya.
Saat sang ibu kembali ke dapur, sang anak sudah tewas dengan sekujur badan yang melepuh.
Sejak kejadian itu, kabarnya jarang ada penghuni yang betah menempati rumah tersebut sehingga dibiarkan kosong sampai saat ini.
Sang anak yang meninggal bersama rebusan kentang itu pun disebut-sebut sering mendatangi penghuni untuk meminta tolong sambil kesakitan.
Pengalaman wisata horor di Jakarta masih berlanjut ke halaman berikutnya...
Pengalaman Wisata Horor, Pundak Digelayuti sampai Kaki Panas
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
LIHAT SEMUA
Tips Tanaman Hias
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

9 Fakta Menarik Gedung Putih, dari Buaya sampai Berhantu
Gaya Hidup • 30 menit yang lalu
Tanaman Hias yang Harganya Bakal Selangit di 2021
Gaya Hidup 4 jam yang lalu
Romeo Beckham Debut di Sampul Majalah Vogue L'Uomo
Gaya Hidup 1 jam yang lalu