LANCONG SEMALAM

Menjajal Wisata Horor, Kaki Panas sampai 'Pundak Digelayuti'

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Kamis, 31 Okt 2019 13:25 WIB
Kuburan Jeruk Purut, Rel Kereta Bintaro sampai Menara Saidah menjadi rute kunjungan wisata horor di Jakarta.
Toko Merah di Jakarta kala malam hari. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Museum Taman Prasasti

Dasar, namanya juga Jakarta. Waktu menunjukkan sekitar pukul O1.30, tapi kami masih terjebak lalu lintas Jakarta yang runyam. Pembetulan jalan, angkot yang parkir sembarangan membuat waktu perjalanan kami banyak tersita.

Di Museum Prasasti sekitar pukul 02.00 pagi. Kami juga tidak diizinkan untuk masuk ke dalam museum yang berisikan kuburan dan nisan peninggalan zaman Belanda dan hanya bisa berada tepat di depan gerbangnya saja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bus kami parkir tepat di sebelah kiri Museum Prasasti, yakni lapangan parkir milik KONI Jakarta Pusat yang di dalamnya ada Gedung Auditoriumnya. Lokasinya persis berdampingan dengan Museum dan membelakangi Kantor Walikota Jakarta Pusat.

Lokasi ini menurut saya yang paling horor di antara lokasi lain yang telah saya datangi malam itu. Sebenarnya tidak ada catatan sejarah yang membuat lokasi itu menjadi angker.

Saya pun sebenarnya tidak melihat apapun yang menyeramkan di tempat itu. Tapi saya bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda di lokasi itu.

Salah satu petugas keamanan yang saya temui mengajak saya dan dua teman saya untuk sekadar mengelilingi lokasi tersebut. Menurut petugas bernama Akbar itu, ada beberapa cerita horor yang pernah dialami masyarakat sekitar.

Pengalaman Wisata Horor, Kaki Panas sampai Pundak DigelayutiMuseum Taman Prasasti. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)

"Di sini, kabarnya ada sosok dedemit bertanduk dengan mata merahnya. Rambutnya ikal panjang dan menyeramkan di sini," kata Akbar sambari membawa saya ke bagian pojok dekat tempat pembuangan sampah yang dimaksud.

Entah mengapa saya ketakutan. Bulu kuduk merinding dan rasanya tidak berani untuk mendekat ke arah yang dimaksud.

Spot lain yang ditunjukkan adalah pohon Mangga yang berada di dekat Auditorium dan wisma atlet KONI Jakarta Pusat. Namun, saya baru merasakan ketakutan di arah pojok yang membelakangi pohon yang dimaksud Akbar.

Sontak saya berlari kecil dan mengajak kedua teman saya untuk meninggalkan lokasi tersebut. Bang Daud yang mendatangi kami pun menanyakan apa yang terjadi.

"Serem pokoknya, bang. Enggak tahu ada apa," jawab saya ketika ditanya.

Bang Daud pun langsung menyalakan senter dan mengarahkan ke lengannya yang memperlihatkan bulu romanya yang merinding. 

Toko Merah

Perjalanan kami berlanjut ke Toko Merah di kawasan Wisata Kota Tua. Cerita mistis yang menyelimuti Toko Merah yaitu adanya sosok noni Belanda yang sering menampakkan dirinya di balik salah satu jendelanya.

Kala itu terjadi pembantaian besar-besaran terhadap etnis Tionghoa oleh bangsa Belanda yang disebut Geger Pacinan. Noni Belanda ini adalah salah satu yang membela etnis Tionghoa namun ia juga ikut menjadi korban pembantaian tersebut.

Saya sempat bertanya kepada Wati, salah seorang penjual minuman yang letaknya persis di sebelah Toko Merah. Selama 10 tahun berjualan, ia mengaku tidak pernah menemukan kejadian ganjil dari Toko Merah.

"Saya 10 tahun di sini tidak ada apa-apa. Jangan sampai. Tapi di sini saya sering lihat orang kesurupan. Biasanya perempuan ABG, mungkin dia banyak masalah terus bengong lalu kesurupan. Kalau kesurupan teriak-teriak pakai bahasa Belanda. Saya tidak mengerti artinya," aku Wati.

Museum Fatahillah

Tidak jauh dari Toko Merah, kami bergerak menuju Museum Fatahillah. Lagi-lagi kami hanya mendapatkan izin masuk sampai di area depan meriamnya.

Museum Fatahillah juga terkenal sebagai salah satu lokasi horor di Jakarta. Museum yang dulunya merupakan Kantor Gubernur VOC Belanda juga menyimpan cerita sejarah penyiksaan yang dilakukan tentara Belanda pada zaman VOC.

Jembatan Ancol

Dari Museum Fatahillah, kami menuju Ancol yang punya cerita tentang Si Manis Jembatan Ancol. Karena waktu yang semakin mendekati pagi, kami hanya melewati jembatan yang kabarnya dihuni sesosok makhluk berwujud wanita cantik bernama Meriam.

Alkisah, Meriam meninggal setelah diperkosa. Kemudian mayatnya dibuang ke kali di bawah jembatan Ancol.

Meski sampat viral di era 80-90 an, ini cerita Misteri Jembatan Ancol seolah meredup. Tapi Jembatan Ancol masih menjadi salah satu tempat paling horor yang ada di Jakarta.

Menara Saidah

Destinasi terakhir saya dan rombongan adalah Menara Saidah yang belakangan sedang ramai dibicarakan. Sayang, kami baru sampai di lokasi sesaat menjelang azan subuh.

Saya sempat turun dan mencoba masuk ke dalam gedung yang dibangun pertama kali pada tahun 1995 itu. Namun tidak mendapatkan izin, bahkan hanya untuk masuk sampai ke bagian lobi gedung.

Misteri Menara Saidah dikenal lewat sosok kuntilanak merah yang kabarnya menghuni gedung 28 lantai tersebut. Tak hanya itu, di bagian lantai dasar, kabarnya juga ada sebuah koloni siluman ular yang kerap dilihat oleh masyarakat sekitar.

Pengalaman Wisata Horor, Kaki Panas sampai Pundak DigelayutiMenara Saidah. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)

"Kuntilanak merah itu, matanya merah bajunya merah. Kenapa merah? Karena dia korban kecelakaan kereta di dekat gedung ini. Bajunya yang putih tertutup darah sehingga jadi merah. Dulu ia di kubur di sini, sebelum gedung ini dibangun."

"Di bagian basement itu ada semacam koloni. Ada ratunya bentuknya ular. Dia bertelur dan diberi makan oleh anak-anaknya itu sperma orang yang melakukan hubungan di luar nikah. Kalau ratunya tidak dikasih makan, anaknya yang akan dia makan," cerita Bang Daud menutup perjalanan kami malam itu.

Azan subuh telah berkumandang. Waktunya saya pulang.

Dari serangkaian perjalanan malam yang saya alami, saya percaya bahwa ada makhluk lain yang hidup bersama kita. Tidak hanya di tempat yang berlabel angker, tapi di semua tempat di dunia ini.

Namun sebagai sesama makhluk Tuhan, ada baiknya kita saling menjaga dan tidak saling mengganggu. Setidaknya, meminta izin atau sekadar memberi salam jika kita bertamu ke tempat baru.

Perjalanan ini juga yang meyakinkan saya bahwa sebenarnya kita semua adalah pemberani. Hanya pikiran yang membuat kita menjadi takut.

(ard)

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER