Jakarta, CNN Indonesia -- Museum Taman Prasasti adalah sebuah museum cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda yang berada di wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mulai dari peti jenazah Presiden pertama RI, Soekarno, sampai patung bernuansa Eropa ada di dalamnya.
Meski banyak bercerita tentang sejarah masa lalu lewat makam dan patung, Museum Prasasti juga dikenal dengan keangkerannya.
Suasana kelabu dan haru terasa ketika pertama masuk ke area Museum Prasasti dengan daun berguguran menyambut kehadiran pengunjung yang datang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa waktu lalu, CNNIndonesia.com berkesempatan datang pada malam hari bersama dengan komunitas Jakarta Mystical Tour. Sayang, kehadiran kami tidak mendapatkan izin untuk memasuki area makam.
Seorang petugas keamanan di area parkir Gedung Auditorium KONI Jakarta Pusat yang letaknya bersebelahan dengan Museum Prasasti bernama Akbar memberikan kesaksian soal cerita mistis yang ada di area tersebut.
Dikatakannya ada banyak hal ganjil menakutkan yang dialami banyak orang di area tersebut.
"Di sini banyak cerita-cerita seremnya. Di pojok [arah belakang makam yang berbatasan dengan Kantor Walikota Jakarta Pusat] kalau yang bisa lihat ada sesosok makhluk ada tanduknya, wajahnya hitam dan rambutnya panjang," kata Akbar sambil menunjukkan lokasi yang dimaksud.
Secara kasat mata, tidak terlihat apapun sosok yang dianggap menakutkan. Lampu taman yang sedikit redup masih nyaman untuk menemani perjalanan. Namun, bulu kuduk langsung berdiri ketika Akbar menunjukkan lokasi yang dimaksud.
"Namanya kan ini pemakaman Belanda. Banyak yang sekarang dipindah ke Kampung Pulo karena di sini lokasinya sudah dibangun gedung-gedung," jelas Akbar.
Museum Prasasti awalnya merupakan pemakaman umum bernama Kebon Jahe Kober yang dibangun tahun 1795.
Pemakaman umum ini dibuat untuk menggantikan kuburan lain di samping gereja Nieuw Hollandsche Kerk, sekarang menjadi Museum Wayang.
Pada 9 Juli 1977, pemakaman Kebon Jahe Kober dialihfungsikan menjadi museum oleh Gubernur DKI Ali Sadikin dan dibuka untuk umum dengan nama Museum Prasasti.
Di dalam museum ini menyimpan berbagai koleksi prasasti, nisan, dan makam sebanyak 1.372 yang terbuat dari batu alam, marmer, dan perunggu.
Luas museum mengalami penyusutan dari 5,5 ha menjadi 1,3 ha akibat perkembangan kota. Tanah yang dulunya pemakaman, oleh Pemerintah Daerah (Pemda) kini disulap menjadi Gedung KONI Jakarta Pusat dan Gedung Walikota Jakarta Pusat.
Museum ini mengoleksi prasasti nisan kuno dengan patung-patung bernuansa Eropa di dalamnya.
Patung-patung tersebut menjadi sebuah karya seni masa lalu yang menunjukkan kepiawaian para pematung, pemahat, kaligrafer dan sastrawan dalam mengungkapkan kesedihannya atas sebuah rasa kehilangan.
Kebanyakan penghuni makam tersebut adalah orang Belanda, termasuk beberapa tokoh yang punya peran penting di zaman VOC.
Mulai dari tokoh militer Belanda, A.V Michiels dan J.H.R Kohler, Olivia Marianne Raffles yang merupakan isteri dari Thomas Stamford Raffles mantan gubernur Hindia Belanda.
Selain itu, Museum Prasasti juga terkenal dengan kisah Kapten Jas yang makamnya diyakini sebagian orang dapat memberikan kesuburan, keselamatan dan kebahagiaan.
Nisan aktivis pergerakan mahasiswa pada tahun 1960-an, Soe Hok Gie juga tersimpan di area Museum Prasasti.
Tak hanya itu, di area pintu masuk juga terdapat dua peti jenazah yang berada di atas kereta kencana yang diketahui milik Presiden R1 pertama, Soekarno dan wakilnya, Mohammad Hatta.
Ketimbang memikirkan cerita angker yang ada di dalamnya, Museum Prasasti bisa menjadi bagian dari situs berharga untuk belajar dan mengetahui sejarah masa lalu.
[Gambas:Video CNN] (ard)