Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah perkampungan kumuh di New Delhi, India, berubah menjadi warna-warni berkat kreasi kumpulan seniman jalanan yang menggoreskan kuas ke tembok di sana.
Para seniman jalanan menggambar tembok dengan gambar-gambar yang Instagramable, dengan harapan kampung ini jadi ramai didatangi oleh turis selfie.
Raghubir Nagar, seperti daerah kumuh lainnya dalam kota berpenduduk 20 juta ini, adalah rumah bagi mereka yang lahir dan hidup di pinggiran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah-rumah yang ada berdempetan dengan strukur yang rapuh. Fasilitas umum yang ada di sana juga minim.
Namun dalam waktu kurang dari satu bulan, sebanyak 15 hingga 20 seniman jalanan menggambari tembok kusam dari hampir seratus bangunan dengan mural besar yang menggambarkan alam, agama, dan kehidupan sehari-hari.
"Tujuannya adalah untuk membawa perubahan positif dan membangun kepercayaan diri pada penduduk setempat, yang biasanya dilupakan oleh masyarakat," kata Yogesh Saini, pendiri Delhi Art Street kepada AFP.
Inisiatif ini muncul atas permintaan seorang anggota parlemen lokal yang ingin mempercantik dan mengubah daerah yang lebih dikenal karena kotoran dan bau busuknya daripada seni.
"Kami merasa senang dengan perubahan yang terjadi di tempat kami. Kami melihat banyak orang datang ke pemukiman untuk berfoto," kata Santosh, seorang warga setempat, kepada AFP.
"Untuk pertama kalinya ... kami jadi merasa setara di mata masyarakat," katanya.
Upaya menghidupan desa yang "mati" juga sebelumnya telah dilakukan di Jepang, tepatnya di Desa Nagoro.
Nagoro, sekitar 550 kilometer di barat daya Tokyo, telah dikenal sebagai lembah boneka, setelah Tsukimi Ayano menempatkan orang-orangan sawah di jalan untuk "menyuntikkan" kehidupan ke desanya yang ditinggal penduduk.
"Hanya 27 orang yang tinggal di desa ini tetapi jumlah orang-orangan sawah berlipat sepuluh, seperti 270," kata pembuat boneka berusia 69 tahun itu kepada AFP dalam sebuah wawancara di rumahnya.
Nasib Nagoro mirip dengan nasib sebagian besar kawasan di Jepang, di mana jumlah populasi menurun, angka kelahiran rendah, dan harapan hidup yang tinggi.
Jepang berada di ambang menjadi negara "sangat tua" pertama di dunia, yang berarti bahwa 28 persen orang berusia 65 atau lebih.
Laporan pemerintah terbaru menunjukkan bahwa 27,7 persen dari total populasi Jepang yang berjumlah 127 juta telah berusia 65 atau lebih. Angka tersebut diperkirakan akan melonjak menjadi 37,7 persen pada tahun 2050.
Menurut para ahli, sekitar 40 persen dari 1.700 kota di Jepang didefinisikan "kehilangan penduduk".
[Gambas:Video CNN] (afp/ard)