Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan hanya mengendarai mobil yang membutuhkan latihan telaten, tapi juga menjadi
orang tua baru. Banyak mitos yang beredar soal mengurus si buah hati, termasuk soal tidur
bayi.Sebagai orang tua baru, tentunya Anda akan mendapatkan banyak nasihat soal mengurus bayi dari orang tua atau teman-teman yang telah lebih dulu memiliki bayi. Berbagai informasi soal mengurus bayi didapat, meski tak semuanya 100 persen benar adanya.
Soal bayi tidur, misalnya, yang dilingkupi oleh banyak mitos. Beberapa kondisi dianggap dapat menimbulkan
sudden infant death syndrom (SIDS) atau kematian mendadak pada bayi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip berbagai sumber, berikut beberapa mitos tentang bayi tidur.
1. Bayi akan tidur nyenyak di ruangan yang sunyiAlih-alih membuat terlelap, keheningan total justru dapat membuat bayi sulit tidur.
Anda perlu ingat bahwa rahim adalah sebuah 'ruang' yang berisik selama 24 jam dalam sehari. Mengutip
CNN, selama sembilan bulan, si kecil tidur di antara desakan darah yang mengalir melalui plasenta. Bagi bayi, ketenangan adalah sesuatu yang 'berisik'.
2. Tak boleh membangunkan bayi yang sedang tertidurTidak benar. Anda harus selalu membangunkan bayi yang sedang tertidur dengan menggunakan beberapa teknik kecil dan sederhana. Gaya ini dapat mengajarkan si kecil bagaimana cara untuk menenangkan diri.
Bangunkan si kecil sedikit demi sedikit. Gelitik leher atau kakinya, hingga matanya kembali mengantuk. Segera setelah itu, si kecil akan kembali tertidur.
Hal yang perlu dicatat adalah bahwa dalam beberapa detik kondisi setengah terjaga itu, bayi pelan-pelan belajar menenangkan dirinya untuk kembali tidur.
3. Bayi tak boleh tidur dalam kondisi dibedungBanyak orang beranggapan bahwa kualitas tidur bayi akan lebih buruk jika dibedung. Padahal, faktanya tak selalu demikian.
Mungkin saja pada awalnya bayi akan menolak saat dibedung. Namun, bayi tak membutuhkan kebebasan.
Alih-alih kebebasan, bayi justru membutuhkan perasaan aman sebagaimana yang mereka miliki dalam rahim. Tanpa pembungkus seperti bedung, bayi akan mengibaskan lengannya, memukul wajahnya sendiri, dan mudah kaget sepanjang malam.
4. Orang tua harus mengajarkan bayi tidur di kamarnya sendiriBayi tak bisa mandiri begitu saja. Butuh proses dan waktu yang lama untuk membuat si kecil belajar mandiri.
Anda disarankan untuk tidak terlalu terburu-buru. American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar bayi tidur di kamar orang tua selama setidaknya enam bulan lamanya.
Bayi disarankan tidur dengan posisi berbaring bertumpu pada punggung atau terlentang. Posisi tidur ini telah disarankan oleh American Academy of Pediatrics karena terbukti mengurangi risiko SIDS.
 Ilustrasi. Berbagai mitos berkembang soal tidur bayi. (Istockphoto/damircudic) |
5. Tak apa-apa menidurkan bayi dalam posisi miringFaktanya, untuk mengurangi risiko SIDS, bayi harus selalu ditidurkan secara terlentang, bukan tengkurap atau dalam posisi miring.
Mengutip
Parents, ahli kesehatan anak Andrew Adesman mengatakan, posisi tidur paling aman untuk bayi adalah terlentang. "Sayangnya beberapa dokter anak masih memberikan informasi yang salah kepada orang tua," kata dia.
6. Bedung adalah metode usang yang tak diperlukan lagiJika dilakukan dengan benar, teknik membedung dapat menjadi efektif dan menenangkan.
Adesman mengatakan, membedung adalah teknik yang sangat membantu untuk menenangkan bayi. "Beberapa orang tua khawatir bayi merasa panas. Tapi jika bayi mengenakan pakaian yang tepat, seharusnya itu [bedung] tak jadi masalah," kata dia.
7. Memberi sereal beras sebelum tidurBanyak orang beranggapan, memberikan sereal beras dapat membantu bayi tidur nyenyak sepanjang malam. Namun, belum ada bukti ilmiah yang mengkonfirmasi hal tersebut.
Alih-alih membuat tidur lebih nyenyak, pemberian sereal terlalu dini justru tidak aman untuk bayi.
"Orang tua sering mencoba untuk mempercepat proses alami, tapi praktik ini benar-benar tidak dianjurkan," ujar Adesman.
[Gambas:Video CNN] (asr/asr)