Jakarta, CNN Indonesia -- Paternal
postpartum depression (PPPD) atau
depresi pascapersalinan seringkali dianggap sebagai kondisi yang hanya menimpa
perempuan atau
ibu. Namun, studi menunjukkan depresi setelah melahirkan ini juga berpotensi menyerang kaum
ayah atau para pria.
PPPD merupakan serangkaian kondisi yang ditandai dengan gejala depresi setelah melahirkan. Depresi ini lebih parah dibanding
baby blues atau perubahan emosi selama beberapa pekan setelah melahirkan.
Penelitian yang dipublikasikan di
Journal of the American Medical Association mendapati 10 persen atau satu dari 10 pria di seluruh dunia mengalami depresi pascapersalinan. Studi ini menyebut gejala depresi paling tinggi muncul dalam 3-6 bulan setelah melahirkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi lain menunjukkan PPPD pada laki-laki juga dipengaruhi oleh kekacauan hormon, sama seperti pada perempuan. Penelitian ini mendapati hubungan antara kadar testosteron yang rendah dengan PPPD.
"Setelah kelahiran bayi, diamati terdapat penurunan testosteron dan peningkatan gejala depresi pada ayah," kesimpulan penelitian itu dikutip dari situs psikologi
Psycom.
Namun, alasan kadar testosteron yang menurun setelah kehamilan tersebut masih belum diketahui hingga saat ini.
Studi lain menemukan bahwa selain hormon, kondisi istri yang mengalami depresi setelah melahirkan ikut memicu depresi pada suami. Analisis dari 20 penelitian menemukan, saat istri mengalami depresi, maka suami dua kali lebih mungkin mengalami depresi usai memiliki anak.
Menurut
Pacific Post Partum Support Society, gejala depresi pascapersalinan pada pria ditandai dengan munculnya:
- mudah marah, meningkatnya kemarahan, dan konflik
- mudah stres dan frustrasi
- muncul perilaku kekerasan
- pertambahan atau penurunan berat badan
- impulsif atau berani mengambil risiko
- merasa kecil hati, sinis
- muncul masalah fisik seperti sakit kepala atau gangguan pencernaan
- hilang konsentrasi dan motivasi
- tidak tertarik pada pekerjaan, hobi, dan seks
- bekerja terus-menerus, khawatir pada pekerjaan
- kelelahan
- merasa sedih dan menangis tanpa alasan
- konflik atau terbebani menjadi suami atau ayah yang baik
- muncul pikiran untuk bunuh diri
Jika muncul gejala-gejala tersebut, para pria disarankan untuk segera mencari bantuan dan dukungan dari orang terdekat ataupun para ahli seperti psikolog. Depresi pascapersalinan mesti ditangani agar kehidupan menjadi suami dan orang tua dapat dilewati dengan baik.
[Gambas:Video CNN] (ptj/nma)